GP Ansor Gelar Festival Budaya Islam III

Bagikan/Suka/Tweet:

Syailendra Arief/Teraslampung.com

WAY KANAN—Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Waykanan, Lampung, menggelar “Festival Budaya Islam III dan Sunatan Massal” pada 29—31 Januari 2014. Menurut panitia, kegiatan dalam rangka memperingati ulang tahun NU itu digelar untuk berbagi dengan sesama, menggali kreativitas, dan menumbuhkan daya kritis masyarakat.

“Ada sembilan tangkai dilombakan pada kegiatan yang memperebutkan total hadiah Rp15 juta. Batas akhir pendaftaran untuk semua lomba ialah 23 Januari 2014,” kata Ketua PC GP Ansor Waykanan, Supri Iswan, di Blambangan Umpu, Rabu (1/1).
Lomba terbuka untuk umum itu antara lain lomba rebana, al-barjanji, dan stand up komedi.

“Lomba stand up comedy 30 hingga 50 persen materinya dari humor atau gaya khas Gus Dur,” kata Supri.

Gatot Arifianto, salah satu panitia, mengatakan untuk bagi pelajar SMP dan SMA sederajat, lomba yang digelar antara lain pidato bertema “Melawan Korupsi Sejak Dini” dan Lomba Baca Puisi karya-karya K.H. A.Mustofa Bisri atau Gus Mus. Puisi Gus Mus yang dijadikan bahan lomba adalah, “Putra- Putri Negeri Pertiwi”, “PT Rekayasa Semesta” dan “Di Negeri Amplop.

“Bagi siswa PAUD dan TK, kami siapkan lomba mewarnai kaligrafi, sementara bagi siswa SD/MI sederajat ada lomba azan dan fashion show busana muslim/muslimah. Ada juga lomba marching band bagi pelajar TK, SD/MI, SMP/MTs, SMK/SMA/MA,” tambah Gatot.

Untuk lomba marching band, kata Gatot, peserta harus membawakan satu dari dua lagu ditetapkan panitia, yakni Mars Ansor dan Syubbanul Wathon dan satu buah lagu pilihan peserta sendiri.

Menurut Gatot kegiatan yang biasanya dihadiri 5.000 massa it, merupakan salah satu bentuk upaya kepedulian GP Ansor terhadap permasalahan bangsa.

“Tahun ini tema peringatan Hari Ulang Tahun NU di Way Kanan adalah ‘Satu Barisan Merawat Kemanusiaan dan Kebudayaan Islami Dalam  Kehidupan Modern’. Khusus kepada para pelajar Way Kanan, kami mengajak pelajar untuk kritis dengan membaca sajak-sajak faktual karya Gus Mus yang harus direnungkan,” kata Gatot.