Opini  

Gubernur Baru dan Tantangan Lampung 25 Tahun ke Depan

Ilham Malik. Foto: Istimewa
Bagikan/Suka/Tweet:

Oleh : Dr. Eng. IB Ilham Malik
Dosen Prodi PWK ITERA, Peneliti di Pusat Studi Kota dan Daerah (PSKD)

Provinsi Lampung, yang terletak di ujung selatan Pulau Sumatera, adalah wilayah yang kaya akan sumber daya alam dan memiliki kekayaan budaya yang berlimpah. Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan dinamika global, Lampung menghadapi serangkaian tantangan yang kompleks dan multidimensional dalam 25 tahun yang akan datang. Tantangan ini mencakup aspek ekonomi, sosial, lingkungan, dan pemerintahan yang memerlukan perhatian serius dan tindakan strategis. Beberapa tantangan yang harus dihadapi, akan dibahas berikut ini.

1) Kemajuan Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat. Salah satu tantangan utama bagi Lampung adalah mengembangkan perekonomian yang inklusif dan berkelanjutan. Meski memiliki potensi besar di sektor pertanian, perkebunan, dan maritim, Lampung perlu diversifikasi ekonominya. Tantangan ke depan adalah bagaimana mengoptimalkan industri berbasis teknologi, pariwisata, serta meningkatkan daya saing industri kecil dan menengah (IKM) untuk menciptakan lapangan kerja dan mengurangi ketimpangan sosial.

Selain itu, pembangunan infrastruktur yang memadai dan aksesibilitas yang lebih baik menjadi prasyarat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Investasi dalam infrastruktur jalan, pelabuhan, bandara, serta pengembangan kawasan ekonomi khusus dapat menjadi pendorong untuk menghubungkan Lampung dengan pasar nasional dan internasional.

2) Edukasi dan Kualitas Sumber Daya Manusia. Pendidikan yang berkualitas merupakan kunci untuk masa depan yang cerah. Tantangan utama di sektor ini adalah meningkatkan kualitas pendidikan dan aksesibilitas di seluruh daerah, terutama di pelosok. Revitalisasi kurikulum untuk memenuhi kebutuhan industri masa depan, serta investasi pada pelatihan vokasi, sangat penting untuk mempersiapkan generasi muda yang siap kerja dan berdaya saing global.

Tenaga kerja yang terampil dan adaptif terhadap perubahan teknologi akan menjadi salah satu aset terbesar bagi Lampung dalam menghadapi dinamika global. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan institusi pendidikan perlu diperkuat untuk memastikan program-program vokasional yang relevan dan berkualitas.

3) Pelestarian Lingkungan dan Sumber Daya Alam. Pemanasan global dan perubahan iklim menjadi tantangan besar bagi banyak daerah, termasuk Lampung. Pengelolaan hutan, lahan pertanian, dan sumber daya alam lainnya secara berkelanjutan adalah keharusan. Pemerintah Lampung harus menghadapi tantangan terkait deforestasi, kerusakan ekosistem, dan polusi. Pengembangan pertanian ramah lingkungan, konservasi hutan, serta penegakan hukum terhadap perusakan lingkungan menjadi penting untuk dijalankan.

Perubahan iklim juga dapat berdampak pada sektor perikanan dan kelautan, di mana peningkatan suhu air laut dapat mempengaruhi ekosistem laut dan stok ikan. Oleh karena itu, upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim melalui kebijakan yang holistik dan berbasis data menjadi sangat mendesak.

4) Tata Kelola Pemerintahan dan Partisipasi Masyarakat. Pemerintahan yang baik dan transparan adalah pondasi untuk pembangunan yang berkelanjutan. Tantangan bagi pemerintah daerah adalah memastikan tata kelola yang efektif, transparansi dalam pengelolaan anggaran, serta pengurangan korupsi. Upaya untuk memperkuat partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan juga menjadi krusial, karena kebijakan yang inklusif cenderung lebih efektif dan berkelanjutan.

Penggunaan teknologi dalam pemerintahan dapat membantu meningkatkan efisiensi dan transparansi. E-government dan pelayanan publik berbasis online akan mempermudah akses masyarakat terhadap layanan publik dan meningkatkan akuntabilitas pemerintah daerah.

5) Tantangan Infrastruktur, diantaranya adalah: a) Jaringan Transportasi. Jaringan transportasi yang efisien sangat vital bagi ekonomi Lampung. Saat ini, banyak infrastruktur jalan yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan kualitasnya untuk menunjang mobilitas barang dan jasa. Dalam 25 tahun ke depan, dibutuhkan investasi besar untuk memperbaiki kondisi jalan raya, membangun jalan tol baru, dan meningkatkan kapasitas jalan arteri yang menghubungkan wilayah-wilayah pedalaman ke pelabuhan. Modernisasi Pelabuhan Bakauheni dan Bandara Radin Inten II juga penting untuk meningkatkan konektivitas, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Selain itu, pengembangan transportasi umum yang terintegrasi, seperti bus rapid transit (BRT) atau kereta api dalam kota, bisa menjadi solusi untuk mengurangi kemacetan dan polusi udara, serta meningkatkan efisiensi ekonomi daerah tersebut.

b) Teknologi Informasi dan Komunikasi. Infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK) merupakan salah satu pilar penting dalam kemajuan suatu daerah di era digital. Namun, tantangan Lampung dalam 25 tahun ke depan adalah mengimbangi pertumbuhan teknologi yang cepat dengan penyediaan jaringan internet yang cepat dan andal, serta merata di seluruh pelosok daerah. Pengembangan jaringan fiber optic dan peningkatan penetrasi Internet of Things (IoT) dapat mendorong kemudahan akses informasi, mendorong pertumbuhan startup, serta mendukung perkembangan smart city.

Pentingnya infrastruktur TIK juga mencakup pengembangan pusat data regional dan pelatihan teknologi digital untuk meningkatkan literasi digital masyarakat Lampung agar mereka dapat berkompetisi di pasar global.

c) Energi. Peningkatan kebutuhan energi seiring pertumbuhan ekonomi merupakan tantangan yang harus diantisipasi oleh pemerintah Lampung. Melibatkan komunitas lokal dalam perencanaan dan pelaksanaan kebijakan energi dapat mendorong penerimaan dan partisipasi yang lebih besar dalam penggunaan energi terbarukan. Penyediaan listrik yang stabil melalui pengembangan sumber energi baru dan terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan biomassa akan menjadi penting untuk memastikan ketahananan energi di masa depan.

Lampung juga harus menghadapi tantangan konservasi energi dengan mendorong penggunaan energi secara efisien melalui kebijakan regulasi dan insentif bagi perusahaan dan rumah tangga yang menerapkan teknologi hemat energi.

d) Pengelolaan Air Bersih. Pengelolaan sumber daya air menjadi isu sentral yang membutuhkan perhatian. Pertumbuhan penduduk dan urbanisasi cepat di Lampung akan meningkatkan permintaan terhadap air bersih. Pemerintah daerah harus merencanakan dan mengimplementasikan sistem pengelolaan air yang efektif dan berkelanjutan untuk memastikan pasokan air bersih dapat mencukupi kebutuhan.

Pengembangan waduk, bendungan, dan sistem irigasi yang modern serta pendistribusiannya yang merata menjadi keharusan untuk mendukung sektor pertanian dan memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat perkotaan dan pedesaan. Selain itu, sustainably draining urban runoff and preventing pollution of water resources are vital to maintaining environmental health.

Sebagai penutup, kita ingin mengatakan bahwa dalam 25 tahun ke depan, keberhasilan Provinsi Lampung dalam menghadapi tantangan infrastruktural akan sangat bergantung pada perencanaan yang matang, investasi yang cerdas, serta kolaborasi yang harmonis antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Sinergi yang efektif dan komitmen berkelanjutan dalam pembangunan infrastruktur dapat menjadi katalisator untuk pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan sosial di Lampung. Dengan menempatkan pembangunan infrastruktur sebagai prioritas, Lampung memiliki potensi untuk menjadi pendorong utama dalam pengembangan kawasan Sumatra dan Indonesia secara keseluruhan.