Gubernur Ridho Ficardo. (Foto: Yopie Pangkey) |
BANDARLAMPUNG, Teraslampung.com– Gubernur Lampung Ridho Ficardo mengatakan pertumbuhan Provinsi Lampung tahun ini masih rata-rata air, masih sama dengan rata-rata pertumbuhan nasional.
.”Seharusnya tidak begitu. Sebagai daerah penyangga ibukota, Provinsi Lampung diharapkan memberikan kontribusi yang besar untuk menopang pertumbuhan nasional,” kata Ridho, saat memberikan sambutan pada peresmian kantor baru Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Lampung di Jl Way Sekampung, Bandarlampung, Senin (26/10).
Menurut Ridho, kapasitas fiskal pemerintah provinsi Lampung sangat berbeda dengan daerah Jawa. Gabungan provinsi se-Sumatera dikumpulkan dibandingkan dengan DKI belum ada apa-apanya.
“Kemampuan APBD kita tahun ini ada peningkatan sampai Rp5 trilyun. Namun itu belum ada apa apa-apanya jika dibandingkan dengan DKI Jakarta yang mencapai Rp70 triliun,” katanya.
Ridho mengatakan, secara keuangan Indonesia terbagi menjadi dua, pulau Jawa dan luar pulau Jawa. Lampung sangat dekat dengan Jawa, harusnya kekuatan fiskalnya hampir sama dengan Jawa. Tetapi kami gubernur, bupati/walikota se-Lampung mempunyai cara untuk meningkatkan pertumbuhan provinsi Lampung.
“Salah satu yang kami lakukan adalah, memasukkan uang ke wilayah provinsi Lampung, baik investasi pemerintah maupun nonpemerintah. Yang sedang dalam penanganan adalah jalan tol trans sumatera yang melintasi Lampung dengan nilai investasi, tahap I 21 trilyun dan tahap II 19 trilyun, total sekitar 40 T, dan harus selesai dalam 2-3 tahun ke depan. Multiplier effect dalam rangka pertumbuhan Lampung tentunya menjadi sangat besar. Itu baru jalan tol,” kata Ridho.
Menurut Ridho,pihaknya sudah mencoba membangun kawan industri dan mini-industri di kabupaten-kabupaten. Jangan sampai sistem logistik nasional hanya melewati lampung tanpa kita memperoleh efek ekonomi.
Di sisi lain, kata Ridho, Pemerintah Lampung sebisa mungkin menarik pembangunan dari APBN ke wilayah provinsi Lampung, seperti perbaikan jalan dan jembatan. Akan ada peningkatan dana sekitar 2-3 trilyun.
“Saya meminta rekan-rekan OJK dari Jakarta dan Lampung jangan sampai peluang-peluang ini terlewatkan. Di setiap ada krisis di bidang perekonomian ada salah satu ujungt ombak kita yang mampu bertahan, yaitu UMKM yang tangguh. Karena ternyata dia tidak terpengaruh/terpukul oleh krisis,” katanya.
Ridho berharap UMKM di Lampung bisa dengan mudah mengakses bank. “Mungkin salah satunya adalah Jamkrida. Kami mohon kepada rekan-rekan OJK mendorong perbankan untuk lebih proaktif memberikan edukasi yang dimungkinkan. Dan saya juga sudah menugaskan Dinas Koperasi untuk membuat UMKM menjadi bankable menjadi program unggulan. Kita buat UMKM bisa bersaing hingga menjadi besar,” tandasnya.
“Kalau bisa UMKM semakin sedikit kedepannya, karena mereka sudah menjadi besar nantinya. Juga termasuk UMKM di bidang jasa pariwisata. Kita ingin, dalam jangka waktu sedang orang taunya Lampung sebagai daerah unggulan pariwisata,” Ridho menambahkan.