Gurihnya Rezeki Bawang Merah di Lampung Tengah

Ketua Kelompok Tani Krida Tani 1 Kotagajah, Zainuri, menunjukkan bawang hasil tanaman mereka.
Ketua Kelompok Tani Krida Tani 1 Kotagajah, Zainuri, menunjukkan bawang hasil tanaman mereka.
Bagikan/Suka/Tweet:

LAMPUNG TENGAH–Sayur tanpa bawang merah hilang lezatnya masakan. Kini nikmatnya budidaya tanaman bawang merah mulai dirasakan oleh Kelompok Tani Krida Tani 1 Kotagajah, Lampung Tengah, yang tengah mengawali mengembangkan tanaman hortikultura bawang merah. Bawang merah selain mudah perawatannya, juga kebutuhan pasar akan jenis sayuran penyedap ini terus meningkat.

Berbekal pengetahuan yang minim tentang tanaman bawang merah, Kelompok Tani Krida Tani I Kota Gajah Timur Lampung Tengah, mulai melihat prospek budidaya bawang merah cukup baik dikembangkan di wilayahnya. Jika pada awalnya pengembangan bawang merah masih sebatas coba-coba, kini tanpa ragu dan tanpa menunggu program pemerintah petani sudah menanam bawang merah secara mandiri.

Di hamparan tanaman bawang merah seluas 10 hektar (ha), 20 orang anggota kelompok Tani Krida Tani 1 menggantungkan harapan peningkatan pendapatan mereka. Ternyata, dengan kegigihan dan ketekunan berusaha, tanaman mereka membuahkan hasil yang menggembirakan, panen perdana tanaman bawang merah mencapai 40 ton basah.

”Alhamdulillah panen perdana kami cukup bagus. Saat ini kami sudah ditetapkan sebagai penangkar bawang merah dan menjadi salah satu daerah sentra bawang merah di Provinsi Lampung. Dengan keberhasilan ini kami bertekad menjadikan Lampung Tengah sentra bawang merah, dan berupaya meningkatkan produksi yang lebih baik lagi,” kata Ketua Kelompok Tani Krida Tani 1 Zainuri, bersemangat.

Menurut Zainuri,walaupun mengembangkan tanaman bawang merah baru pertama, namun berbekal sedikit pengetahuan yang ada, anggota kelompoknya sudah sepakat akan menanam bawang merah secara intesif secara mandiri tanpa menunggu program pemerintah. Pada musim tanam lalu, kata dia, hasil panen bawang merah mereka tidak terlalu buruk. Dalam ¼ Ha tanaman bawang merah rata-rata petani mampu memanen sebanyak 1 ton.

”Pada penen perdana akhir tahun lalu, alhaldulillah harga bawang merah cukup baik. Dan hasil panen pun cukup baik, tentu ini awal yang baik bagi kami sekaligus makin mendorong tekad untuk menjadikan bawang merah sebagai salah satu komoditas horti unggulan,”katanya.

Untuk menjaga stabilitas harga bawag merah di tingkat petani dari permainan tengkulak, menurut Zainuri, petani sudah sepakat  jika penjualan bawang merah dilakukan dalam pola satu pintu. Dengan pola ini, tengkulak harus mengikuti harga yang disepakati petani, bukan petani mengikuti harga yang di tetapkan tengkulak. Sedang untuk menjaga ketersediaan bawang merah secara kontinyu, disepakati pola tanam berkesinambungan dengan jedah waktu tanaman antar petani satu minggu.

”Kami sepakati pola tanam bawang merah tidak serentak, melainkan secara berkala dengan jedah waktu seminggu antara petani satu dengan yang lainnya. Ini untuk menjaga ketersediaan bawang selalu ada sekaligus menjaga harga tetap tinggi di tingkat petani,”kataya.

Sebagai salah satu jenis sayuran bernilai ekonomis tinggi, kata Zainuri, bawang merah dapat diandalkan sebagai sumber penghasilan petani, maupun penyumbang keanekaragaman bahan pangan serta kecukupan gizi. Oleh karena itu tanpa di komando, saat ini kelompoknya telah kembali memulai menanam bawang merah secara mandiri. ”Petani membeli benih bawang merah dengan modal sendiri. Saat ini sudah ada tanaman baru bawang merah sekitar 2 hektar, tersebar di lahan yang tidak mendapatkan  air dari irigasi teknis,”katanya.

Benih yang dipilih petani, kata dia, tetap varietas lokal Bima Brebes, karena varietas bawang ini mempunyai usia tanam  antara  50-55 hari sudah siap dipanen dengan produksi bisa mencapai 10 ton per Ha umbi kering. Sedang untuk modal usaha penanaman bawang merah, kata Zainuri, relative terjangkau dengan hasil yang tidak mengecewakan petani, dengan catatan petani harus melakukan perawatan tanaman dengan baik.

”Ke depan kami sangat berharap ada perhatian pemerintah, memberikan bantuan sumur bor untuk mendukung intensitas produksi bawang merah seperti di Jawa. Saat ini bawang Kota Gajah sudah terkenal di beberapa pasar di Lampung,”katanya.

Zainuri, sedikit mengggambarkan keuntungan menanam bawang merah. Biaya untuk usaha tanam bawang merah mulai dari pengolahan, pupuk dan perawatan tanaman serta penanganan pasca panen, untuk luas tanam ¼ Ha hanya membutuhkan dana sekitar Rp6 juta. Sedang, masa tanaman bawang  merah sudah dapat di panen setelah berumur 50- 55 hari, dengan asumsi hasil panen sebanyak 1 ton bawang merah.  Bila dibandingkan dengan tanaman padi, untuk ¼ ha butuh modal usaha sekitar Rp1,5-2 juta. Masa tanam  selama 4 bulan, dengan asumsi hasil panen mencapai 1,7 – 2 ton gabah, maka menanam bawang merah dinilai masih lebih menguntungkan petani.

Tanaman bawang merah milik petani anggota Kelompok Tani Krida Tani I Kota Gajah Timur Lampung Tengah
Tanaman bawang merah milik petani anggota Kelompok Tani Krida Tani I Kota Gajah Timur Lampung Tengah

Dibuat asumsi terendah panen bawang merah 1 ton per ¼ ha, kata dia, karena petani di Kota Gajah masih petani pemula komoditas horti ini, belum banyak memahami cara budidaya bawang merah yang baik. Bila saat panen harga bawang merah mencapai Rp15 ribu perKg  petani bisa mendapatkan hasil bersih setelah dipotong modal usaha sekitar Rp9 juta selama 55 hari. Sedang bila menanan padi, saat panen harga gabah diasumsikan sekitar Rp5 ribu/Kg, maka hasil yang didapat petani setelah dipotong modah usaha sekitar Rp 8 juta selama 120 hari.

”Dari perbandingan pendapatan inilah membuat kami semangat menanam bawang merah. Sedang untuk meningkatkan kualitas tanaman, pengendalian hama dan peningkatan produksi kami terus belajar, bahkan kami tak sungkan belajar kepada petani bawang di Brebes, “kata Zainuri.

Menyikapi semangat dan keinginan Kelompok Tani Krida Tani 1 mengembangkan bawang merah, Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah, kata Assisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekkab Lampung Tengah Eko Dian Susanto, sangat mendukung dan memberikan apresiasi yang tinggi  kepada Kelompok Tani Krida Tani 1 yang telah memulai mengembangkan tanaman bawang merah sebagai komoditas hortikultura yang baru di Lampung Tengah. Tekad petani akan menjadikan bawang merah sebagai salah satu komoditas unggulan di Lampung Tengah, tentu sangat positif.

”Kita sangat  mengapresiasi atas usaha kelompok tani Krida Tani 1 yang telah merintis mengembangkan tanaman bawan merah di Lampung Tengah. Kegigihnya  sebagai pemula telah berhasil memanen bawang merah yang cukup baik, bahkan mereka ditetapkan sebagai penangkar bawang merah dan sebagai salah satu sentra bawang merah di Lampung, ini sungguh luar biasa,”katanya.

Dia berharap, keberhasilan pengembangan tanaman bawang merah jangan sampai mengabaikan peningkatan produksi tanaman padi, karena  padi juga  merupakan unggulan Lampung Tengah. ”Semoga budidaya bawang merah terus dapat dikembangkan dengan baik di masa mendatang, dan mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani kita, “katanya.

Sebagai komoditas yang baru, tentunya pemerintah Kabupaten Lampung Tengah belum memberikan porsi anggaran di dalam APBD. Namun demikian kata Eko, pemerintah Kabupaten Lampung  Tengah tidak tinggal diam, tetap memberikan dukungan bagi pengembangan tanaman bawang. ”Saat ini yang baru bisa kita bantu terhadap pengembangan bawang merah adalah melakukan pembinaan dan pendampingan. Kita juga akan usahakan membantu sumur bor untuk mengatasi kebutuhan air di saat musim kemarau,”katanya. (ADVETORIAL)