Gurihnya Rezeki Beternak Burung Puyuh

Bagikan/Suka/Tweet:
Supriyanto/Teraslampung.com
Beternak burung puyuh: tiap hari bisa panen. (teraslampung.com/Supriyanto)
Beternak burung puyuh saat ini bisa menjadi
alternatif untuk menambah penghasilan dan ekonomi keluarga. Adalah Maryadi warga
Adijaya Kecamatan Terbanggibesar Lamteng, dari usahanya yang semula hanya  coba-coba beternak burung puyuh itu, kini
bisa meraup omzet jutaan rupiah setiap bulannya.
Alumni FKIP Universitas Lampung tahun 2003 ini
merintis usaha beternak puyuh sejak tahun 1995 lalu. Ketertarikannya untuk
membudidayakan burung puyuh, karena seringnya melihat pedagang asongan telur
puyuh matang di terminal.  ”Saat itu saya
masih kuliah, sering melihat pedagang asongan di terminal. Dalam hati saya
berkata, telur puyuh bisa dikembangkan,”ungkap Maryadi.  
Dari usaha jerih payahnya, saat ini Maryadi telah
memelihara 4.000 ekor burung puyuh petelur jenis Coturnix Japonica. Setiap hari dia bisa memanen telur puyuh sebanyak
35 Kg. Dalam 1 Kg telur puyuh terdapat antara 15 sampai 20 butir tergantung
dari ukuran besar kecilnya telur. Telur tersebut dia jual seharga antara
Rp22.000-Rp23.000 per Kg.
Telur-tulur burung puyuhnya kata Maryadi, untuk
memenuhi pasar beberapa supermarket di Bandar Lampung. Maryadi menjamin
kualitas telur burung puyuhnya mampu bertahan satu bulan tidak busuk, tidak
mudah pecah, dengan ukuran telur cukup standar.
”Saya lebih suka menyuplai
supermarket dan mini market, karena selain mudah dalam sistim pembayaran, saya juga
bisa menjaga kualitas telur yang dijual,” katanya.
Walaupun pada awalnya Maryadi belum mengetahui
teknik membudidayakan burung puyuh, dia mencoba beternak burung puyuh sebanyak
20 ekor hasil sortiran yang  dibelinya
dari peternak puyuh. Ternyata burung yang sudah di apkir itu masih bisa
bertelur. ”Saya berpikir sepertinya ini bisa dikembangkan, apalagi dengan bibit
yang bagus pasti lebih produktif,” kata bapak empat anak ini.
Maryadi pun berusaha untuk menambah bibit yang
lebih baik lagi. Dia membeli bibit burung puyuh yang baru menetas sebanyak 200
ekor pada peternak burung puyuh di Kampung Toto Katon, Kecamatan Punggur,
Lampung Tengah. ”Melihat saya membawa pulang anakan puyuh, orang tua saya
pesimis, burung seperti ini kok dipelihara, kata ibu saya,”ujar Maryadi
menirukan.
Mengetahui prosek bisnis telur puyuh cukup
menjanjikan, Maryadi yang juga guru SMAN1 Terbanggibesar ini semakin yakin bisa
mengembangkan budidaya puyuh yang lebih baik. Apalagi beternak sudah menjadi
hobynya selama ini, baginya untuk beternak burung puyuh tidak ada masalah.
”Sepertinya hobi yang menghasilkan bagi saya, ya beternak burung puyuh ini, jadi
gak ada masalah,” ujar pria kalahiran 1963 ini.
Dia mengaku tidak ada kendala dan dilakukannya
sendiri. Setaip pagi sebelum berangkat kerja selain memungut telur, Maryadi
juga memeriksa kondisi kandang, begitu juga pada juga pada sore hari sepulang
sekolah  dia kembali mengontrol kandang.
”Burung-burung ini saya rawat sendiri tanpa dibantu pekerja, sepertinya tidak
masuk akal, tapi itu yang saya lakukan,”katanya.
Agar burung tetap produksinya bagus, kata Maryadi,
selain menggunakan pakan yang berkualitas, juga melakukan perawatan yang baik
untuk meminimalisir kematian burung. Setiap dua hari sekali kandang harus dibersihkan
dari kotoran puyuh, hal ini dilakukan agar lingkungan kandang tetap bersih dan
burung tetap sehat. Sedang untuk meringankan dalam merawat burung, Maryadi
menggunakan pakan jadi.”Setiap hari ada saja burung yang mati, akan tetapi
bukan karena sakit, biasanya karena kebesaran telur saat burung bertelur,”katanya.
Kemampuannya memelihara burung puyuh, diperoleh
dengan belajar sendiri. Awalnya hanya melihat-lihat di kandang peternak puyuh
milik orang lain. Lalu dia mendalami sendiri teknis budidaya burung puyuh
dengan membaca buku maupun dari internet. Maryadi mengaku selama tiga tahun
melakukan berbagai experiment untuk mendapatkan telur dan bibit puyuh yang
bagus.
 ”Saya pernah belajar ilmu genetika, saya mencoba terapkan ilmunya George
Mandle, sementara orang lain belum tahu. Saya 
bisa membuat varian  bibit puyuh
hitam, coklat,  putih, dengan telur yang
standar,”katanya.

Bagi peternak pemula, Maryadi menyarankan untuk beternak
burung puyuh saat ini perlu keberanian dan berspekulasi. Jangan hanya
membayangkan keuntungannya yang bakal di peroleh, tetaapi perlu juga dipikirkan
teknik budidaya dan harga pakan yang saat ini terus pluktuasi, sedang harga
telur burung puyuh rendah. ”Harus berani berspekulasi dan berhitung cermat agar
bisa sukses, atau resiko gulung tikar,”tandasnya.