TERASLAMPUNG.COM — Para peternak ikan nila di Lampung Barat menjerit karena rendahnya harga jual ikan dan sulitnya penjualan. Harga ikan di Lampung Barat saat ini dalam kisaran Rp19 ribu – Rp19.500 per kg, padahal sebelumnya bisa mencapai Rp 23 ribu – Rp 25 ribu per kilogramnya.
“Dengan harga segitu, tidak menutup biaya pakan dan pemeliharaan,” kata Ahmad Kosim, peternak ikan, warga Sumberjaya, Lampung Barat, Senin (15/8/2023).
Kosim mengatakan, ikan nilai produksi Lampung Barat termasuk jenis unggul atau super. Namun, kata dia, di pasaran ikan tetap dihargai murah.
“Bahkan dihargai sama dengan ikan nilai dari daerah lain di Sumsel yang secara kualitas masih lebih rendah,” katanya.
Menurut Kosim, budidaya ikan air tawar jenis nilai selama ini menjadi harapan baru warga perdesaan untuk memperbaiki perekonomiannya, selain berkebun.
Dengan kualitas ikan nila unggul, kata Kosim, ikan nila Lampung Barat bisa menjadi andalan produk ikan air tawar Lampung Barat.
“Namun begitu panen, para pembeli mematok harga hanya Rp19.500 per kilo. Itu pun saat ini terkadang susah jualnya. Padahal, permintaan ikan nilai di Lampung Barat dan Lampung pada umumnya masih tinggi,” katanya.
Menurut Kosim, beberapa bulan terakhir para peternak ikan nila susah menjual ikan nila. Kalaupun bisa terjual, mereka harus menunggu.
“Agen bisa sampai satu bulan membeli ikan hasil panen. Katanya karena kami harus antre,” katanya.
Kosim mengaku heran dengan anjloknya harga ikan nila di Lampung Barat. Menurutnya, perlu ada campur tangan pemerintah daerah agar harga ikan tidak dikendalikan oleh tengkulak.
Kosim dan para peternak ikan nila berharap Pemkab Lampung Barat dan otoritas terkait bisa membantu para peternak memecahkan masalah anjloknya harga ikan nila.
“Intinya, kami memiliki kebergantungan kepada agen. Kalau saja ada penampun besar atau pembeli skala besar di luar kabupaten, kami tidak tergencet seperti saat ini,” katanya.
Menurut Kosim, sebenarnya permintaan ikan nila di pasaran masih tinggi.Buktinya, kata dia, di Bandarlampung, harga ikan nila masih tinggi. Masih di kisaran Rp 23 ribu- Rp 25 ribu per kilogram,” kata Taswin.
Kosim mengatakan, masa tunggu peternak ikan nila agar hasil panennya bisa dibeli agen bisa mencapai 25 hari bahkan bisa sampai sebulan. Ketika masa panen tiba dan harus menunggu sebulan, peternak ikan nila harus terus memberi pakan.
“Hal itu membuat biaya produksi makin besar. Sebab, harga pakan kan mahal. Harga pakan per saknya mencapai Rp450 ribu. Selama 25 hari masa tunggu, kami bisa menghabiskan 10 sak pakan. Artinya, untuk pakan tambahan saja bisa di atas Rp3 jutaan,” katanya.
Menurut Kosim, kolam ikan nila berukuran 40 x 40 meter bisa menghasilkan ikan sebanyak 8 – 10 ton. Hingga beberapa bulan lalu, kata Kosim, setiap kali panen ikan bisa terserap hanya di pasaran Lampung Barat.
“Tapi sekarang kami kesulitan memasarkannya. Bisa terjual, tetapi harganya rendah,” katanya.