Iwan J Sastra/Teraslampung.com
Antrean calon pembeli BBM di SPBU Sebayak, Kalianda,Lampung Selatan, Semin malam (17/11). Foto: Teraslampung.com/Iwan J Sastra |
KALIANDA – Beberapa menit setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak jenis premium dan solar, Senin malam sekitar pukul 21/00 WIB, warga Kalianda, Lampung Selatan menyerbu SPBU. Mereka ingin membeli BBM dengan harga lama (Rp 6.500/liter.). Antrean panjang pun tak terhindarkan, karena para pembeli sama-sama ‘mengejar’ waktu hingga pukul 00.00 WIB Selasa (18/11), saat mulai berlakunya harga baru.
Pemerintah menaikkan harga BBM jenis premium dan solar masing-masing Rp 2.000/liter. Premium yang semula harga ecerannya Rp 6..500/liter menjadi Rp 8.500/liter. sedangkan solar dari Rp 5.500/liter menjadi Rpp 7.500/liter.
Antrean kendaraan, baik sepeda motor maupun mobil, mulai terlihat memadati SPBU Sebayak Kalianda, hingga mengular sepanjang 100 meter dari RM Palapa Jaya Kalianda hingga SPBU Sebayak Kalianda.
Salah seorang warga yang ikut mengantri Indra (36) mengatakan, antrian mulai terlihat ramai sekitar pukul 21.30 WIB. Ia mengaku rela mengantre untuk bisa mengisi penuh bensin kendaraan mobilnya dengan harga lama.
“Lebih baik saya ikut ngantri mas, daripada nantinya malah tidak kebagian. Besokkan harganya sudah naik,” ujar Indra, kepada Teraslampung.com, saat ditemui di SPBU sebayak, Senin (17/11) malam tadi.
Lain halnya yang diungkapkan Heru (45), pengojek asal Kelurahan Kalianda ini menuturkan, ia selaku masyarakat kecil merasa kecewa atas adanya kebijakan pemerintah dengan menaikan harga bahan bakar minyak subsidi ini. Sebab menurutnya, jika harga BBM naik, dipastikan akan mempengaruhi harga bahan pokok lainnya yang juga akan ikut-ikutan naik.
“Kalau sampeyan tidak percaya coba nanti kita buktikan, dapat dua atau tiga hari naiknya harga BBM ini, pasti harga-harga kebutuhan pokok lainnya akan ikut naik. Kalau semua harga menjadi naik, masyarakat yang memang hidupnya sudah susah pastinya akan bertambah susah, karena tidak mampu memenuhi kebutuhannya sehar-hari dikarenakan semua harga kebutuhan pokok menjadi mahal,” ujarnya.