TAJUK  

Harga Sebuah Nyawa

Tokoh Lampung Timur mengadu ke LBH Bandarlampung, Selasa (18/4/2017).
Bagikan/Suka/Tweet:

Seperti apakah rasa kehilangan orang yang sangat kita cintai? Jangan tanyakan itu kepada mereka yang atas nama setan dan harga diri bisa mencabut nyawa serupa manusia memetik daun dari tangkainya. Tanyalah hal itu kepada mereka yang pernah kehilangan.

Ditinggal orang yang dicintai untuk selama-lamanya membuat tulang belulang kita serasa tanpa otot dan sungsum. Semua sungsum dan otot seperti dilolosi, dilepas, sehingga lemas tiada daya. Apalagi jika orang yang kita cintai itu sehari-hari dalam keadaan bugar, tidak sakit, tetapi tiba-tiba pulang ke rumah tidak sendiri: diantar seseorang atau beberapa orang dan sudah dalam kondisi menjadi mayat.

Sedih, syok, marah, dan masygul. Itulah yang mungkin dialami para orang tua dan kerabat lima terduga begal dan tiga terduga bandar narkoba yang mati ditembak polisi di Lampung, beberapa hari lalu. Itulah sebabnya mereka protes keras. Unjuk rasa solidaritas untuk mereka digelar.

Pihak keluarga yang anak-anaknya ditembak mati polisi sangat sedih dan marah karena anak-anak muda itu sebelumnya masih bugar. Namun, polisi punya alasan lain. Menurut polisi mereka melawan saat akan ditangkap. Bahkan dalam penyergapan lima terduga begal asal Jabung, Lampung Timur, menurut polisi terjadi baku tembak.

Kebenaran material masih bisa menjadi perdebatan di ranah hukum. Namun, bagi keluarga yang sudah kehilangan orang-orang tercintanya semuanya itu menjadi tidak berguna karena nyawa orang-orang tercinta tidak bisa kembali.

Pada titik inilah pemihakan publik kerap menjadi semacam buah simalakama. Kita pada satu sisi sangat sepakat polisi bertindak tegas memberantas kejahatan dan peredaran narkoba. Namun, di sisi lain kita juga ingin agar prosedur standar pemberantasan kejahatan dipenuhi oleh polisi.

Lima orang terduga begal dan tiga terduga bandar narkoba mati tanpa sempat keluarganya dan publik tahu benar-salahnya mereka, memang sebuah persoalan.

Ke depan kita sangat berharap polisi makin profesional. Kita akan mendukung polisi memberantas kejahatan dan peredaran narkoba di Lampung dengan cara yang profesional.

Yang harus selalu dicamkan: nyawa itu pemberian Tuhan. Nyawa tidak dijual di toko mana pun dan tidak bisa dikembalilkan jika sudah pecat dari badan.

Oyos Saroso H.N.