Hari Bumi: Pemkot Bandarlampung Targetkan Lima Juta Biopori

Bagikan/Suka/Tweet:

Mas Alina Arifin/Teraslampung.com

Penyerahan bor pembiuat lubang biopori

Bandarlampung–Memperingati Hari Bumi 2014, Pemerintah Kota Bandarlampung bekerjasama dengan Mercy Corp Indonesia dan   Mitra Bentala menggelar kampanye Biopori untuk Perubahan Iklim, Selasa–Rabu (22-23 April 2014). Kampanye tersebut merupakan bentuk dukungan pemerintah Kota Bandarlampung untuk mendukung konversasi air bawah tanah melalui penerapan teknologi biopori.

“Program biopori di Kota Bandarlampung sekarang  sudah ada sekitar I juta lubang resapan yang berada di lima kelurahan, sekolah-sekolah, dan instansi perkantoran. Kami menargetkan, satu hingga dua tahun mendatang akan ada sekitar  lima juta lubang resapan biopori di  seluruh kelurahan yang ada di Bandarlampung,” kata Walikota Bandarlampung Herman H.N., di sela-sela acara kampanye peringatan Hari Bumi bertema Biopori untuk Adaptasi Perubahan Iklim dan Lingkungan, di Bandarlampung, Selasa (22/4).

Menurut Herman H.N., dukungan Pemerintah Kota Bandarlampung untuk program biopori diwujudkan dalam bentuk pembuatan  Peraturan Walikota (Perwali) No 62 tahun 2013 tentang Pemanfaatan Air Hujan.

“Kami bersama Mitra Bentala dan Mercy Corp sedang berupaya mengajari masyarakat perkotaan untuk mengawali program ‘Memanen Air Hujan’. Artinya, nanti warga bisa belajar memanfaatkan air hujan untuk kehidupan pada saat terjadi kemarau panjang,” kata dia.

Paul Jeffery, Representatif Mercy Corp Indonesia, menyatakan Mercy Corp Indonesia sangat mendukung dan apresiasi komitmen dan upaya pemerintah kota Bandarlampung dalam meningkatkan ketahanan kotanya.

“Kami yakin program biopori ini dapat mewakili upaya adaptasi kota yang berhasil dalam peningkatan kapasitas dan pelibatan masyarakat secara luas serta menjadi contoh bagi pemerintahan yang berkomitmen tinggi terhadap adaptasi perubahan iklim,” kata Paul.

Paul menambahkan bahwa  Mercy Corp Indonesia melaksanakan program biopori di Indonesia  dengan Pemerintah Kota Bandarlampung dan Kota Semarang  sejak 2009 sampai 2016. Dan ke depan rencananya akan bekerjasama dengan 10 kota lainnya di Indonesia.

Mashabi, Direktur Eksekutif Mitra Bentala mengatakan pembangunan biopori tidak akan berhasil tanpa partisipasi dari masyarakat .

” Keberlanjutan program ini juga tidak akan bisa terwujud tanpa ada komitmen nyata dari setiap elemen masyarakat,” kata Mashabi.

Menurut Mashabi, Mitra Bentala selaku penanggungjawab proyek telah menyiapkan strategi untuk menjamin keberlanjutan pembangunan biopori di Bandarlampung dan sekitarnya dengan membentuk Rumah Informasi Biopori (RIP) yang akan menjadi pusat informasi dan fasilitas biopori dengan cakupan pelayanan meliputi wilayah Lampung.

Astutie Widyarissantie SP MSi Kasubid Media Kliring Kerentanan Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup menyatakan biopori berdampak sangat luas pada sektor air banyak kegunaannya bagi pertanian, kesehatan.

Program ini juga sangat baik baik bahaya yang terjadi atas perubahan iklim seperti tanah longsor dengan adanya konervasi air melalui biopori.

 Program biopori di Bandarlampung merupakan hasil dari kajian dari Asian Cities Climate Change Resilience Network (ACCCRN) tahun 2009 yang bergerak di bawah institusi Mercy Corp yang menyebutkan bahwa kota Bandarlampung rawan banjir dan kekeringan. (Oyos Saroso HN.)