Hari Lingkungan Hidup Sedunia: Lampung Darurat Ekologi, Aktivis Gelar Diskusi dan Karnaval

Karnaval tentang lingkungan hidup di Bundaran Adipura Bandarlampung, Minggu (5/5). Foto: Eman/Walhi Lampung
Bagikan/Suka/Tweet:

TERASLAMPUNG.COM — Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2016 di Lampung diperingati oleh penggiat lingkungan hidup dengan serangkaian kegiatan bertajuk “Lampung Darurat Ekologi”, Sabtu-Minggu (4-5 Juni). Walhi Lampung dan sejumlah lembaga jaringan menggelar bedah buku “#SolusiTandingJokowi Setumpuk Tagihan Keselamatan Ruang Hidup” yang dilanjutkan dengan diskusi bersama media bertempat di Kedai Isardas, Sukarame, Bandar Lampung, Sabtu (4/6).

Pada Minggu pagi, para aktivis lingkungan menggelar karnaval lingkungan di CFD Bundaran Tugu Adipura dan bersih sungai Way Awi

Buku #SolusiTandingJokowi merupakan kritik terhadap kebijakan pemerintah yang dipandang belum menjadi perwujudan nawacita sebagaimana dijanjikan presiden Joko Widodo di masa kampanye. Buku ini ditulis berdasarkan pengalaman kerja beberapa lembaga dalam mendampingi masyarakat selama enam tahun di Pulau Sumatera. Penulis yang bercerita tentang kondisi kehutanan dan pesisir Lampung terdiri dari Muhammad Sidik, Isyanto, Nopi Juansyah, Rizani, dan Rinda Gusvita. Buku ini merupakan gambaran kondisi peliknya permasalahan ekologi di Pulau Sumatera, termasuk Lampung yang menjadi pintu gerbang karut marut tata kelola lingkungan Pulau Sumatera.

Bedah buku #SolusiTandingJokowi di Kedai Isardas
Bedah buku #SolusiTandingJokowi di Kedai Isardas

Diskusi media yang berlangsung hingga tengah malam tadi membahas tentang berbagai kondisi dan permasalahan lingkungan di Provinsi Lampung, termasuk bagaimana peran media dalam mengangkat permasalahan lingkungan yang selama ini dianggap kurang seksi. Momentum ini dipakai sebagai media bagi para penggiat untuk mengungkapkan bentuk-bentuk keprihatinan terhadap kemerosotan kualitas lingkungan hidup sekaligus dijadikan ajang untuk melakukan gerakan moral dan pendidikan kepada publik untuk penyelamatan lingkungan hidup; Hutan, Daerah Aliran Sungai, Pesisir dan Lingkungan Perkotaan.

Potret krisis Sumber Daya Alam di Lampung ini menjadi latar belakang penggiat lingkungan hidup di Lampung menyatakan sikap dan rekomendasi kepada pemerintah Propinsi Lampung untuk segera mengambil tindakan cepat guna memastikan sekaligus memberikan jaminan bagi keselamatan warga krisis di Lampung. Penegakan hukum terhadap segala bentuk kejahatan lingkungan hidup.

Pertama, Pemerintah daerah membangun benteng pertahanan untuk menekan laju kerusakan lingkungan hidup (hutan, Daerah Aliran Sungai, pesisir laut dan pulau-pulau kecil) dengan menerbitkan regulasi di tingkat daerah dari segala bentuk komersialisasi  dan jarahan indutrialisasi yang eksploitatif.

Kedua. melakukan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dalam setiap perencanaan pembangunan di Propinsi Lampung guna memastikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan menjadi landasan kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

Ketiga, membangun sistem kontrol publik secara masif terhadap seluruh aktifitas pengelolaan dan pemanfaatan Sumber Daya Alam di Propinsi Lampung.

lampung darurat energi2Rangkaian kegiatan ini dilanjutkan dengan karnaval lingkungan di CFD Bundaran Tugu Adipura dan bersih sungai Way Awi, Minggu (5/6).  Karnaval lingkungan diwarnai dengan kampanye simpatik dan dilanjutkan dengan penandatanganan petisi oleh masyarakat yang hadir dan para penggiat lingkungan dan diakhiri dengan kegiatan bebas seperti foto-foto dan pembagian stiker.

Setelah CFD berakhir, para peserta karnaval digerakkan menuju kantor Watala untuk bersama-sam a turun ke sungai Way Awi dan melakukan kegiatan bersih sungai bersama warga sekitar dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung. Kegiatan bersih sungai ini sekaligus menutup rangkaian kegiatan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2012 di Lampung.

TL/Rl/Rinda Gusvita