Heboh Kabar Siswi SD di  Lampung Utara Diculik, Ini Kata Kapolsek Abung Barat

Ilustrasi penculikan (Istimewa)
Bagikan/Suka/Tweet:

Feaby|Teraslampung.com

Kotabumi–Kabar tentang adanya siswi SDN Kamplas, Abung Barat, Lampung Utara yang diculik ternyata tidak benar adanya. Yang bersangkutan ternyata bukan diculik melainkan dijemput oleh ayah kandungnya.

Siswi SDN Kamplas yang dikabarkan diculik itu berinisial MFAB. Ia tercatat sebagai siswi kelas V.‎ MFAB berasal dari Desa Srijaya, Sungkaijaya. Yang bersangkutan dijemput oleh seseorang yang belakangan diketahui adalah ayahnya sendiri pada 10 Agustus lalu.

“Kabar tentang siswi SDN Kamplas yang diculik itu tidak benar,” tegas Kapolsek Abung Barat, AKP. Ono Karyono, Jumat (26/8/2022).

‎Keyakinannya itu dikarenakan yang menjemput siswi tersebut bukanlah orang yang tak dikenal melainkan ayahnya sendiri. Kesimpulan ini didapatnya setelah mereka terjun langsung ke lapangan tak lama setelah mendengar informasi tersebut.

“Tapi, memang orang tua siswi tersebut sudah berpisah sejak tahun 2021 lalu,” kata dia.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Kepala SDN Kamplas, Ishar. Menurutnya, penculikan itu tak pernah ada. Sebab, yang menjemput siswi‎ yang berinisial MFAB itu adalah ayah kandungnya sendiri. Penjemputan yang dilakukan oleh ayah MFAB dilakukan saat Kegiatan Belajar Mengajar masih berlangsung.

“Karena yang jemput ayahnya sendiri, wali murid tidak dapat melarangnya. Kalau bukan orang tua atau keluarga dekat, kami pasti enggak ngizininnya,” jelasnya.

Ishar menuturkan, ayah MFAB juga diketahui sempat ingin memindahkan putrinya untuk bersekolah di Bandarlampung. Namun, pihaknya belum dapat memroses pengajuan pindah tersebut sepanjang belum ada kesepakatan dengan ibu MFAB.

“Kalau belum ada kesepakatan dengan pihak keluarga lainnya, kami belum mau memroses perpindahan itu,” papar dia.

DI tempat berbeda, baik Kepala Desa Kamplas, Mahendra Kusuma maupun Kepala Desa Srijaya, Sungkaijaya, ‎Hairil Basar juga menyatakan hal yang sama. MFAB dan ibunya selama ini tinggal di Desa Srijaya.

“Yang jemput itu ayahnya sendiri. Jadi, enggak benar kalau disebut sebgaai aksi penculikan,” kata keduanya.