Indonesia – Australia Bahas Grand Desain Peningkatan Mutu Madrasah

Bagikan/Suka/Tweet:
Pemaparan makalah adememik “Grand Desain Pemingkatan Mutu Madrasah” di Kantor Kemenag, Jumat (8/5).

JAKARTA, Teraslampung.com — Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan umum berciri agama (madrasah), pendidikan agama pada satuan pendidikan umum, dan pendidikan keagamaan adalah salah satu misi Kementerian Agama. Terkait itu, pengembangan mutu dan kualitas pendidikan madrasah menjadi sebuah keniscayaan.

Kesimpulan itu muncul pada pemaparan makalah akademik tentang “Grand Desain Peningkatan Mutu Madrasah” yang disusun oleh Tim Kemitraan Pendidikan Australia-Indonesia yang dipimpin oleh Daniel Moulton, di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Jumat (08/05).

Rilis Kemenag menyebutkan, pemaparan awal yang disampaikan oleh anggota tim Grand Desain, Cecep Rustana, ini dalam rangka konsultasi dan menjaring masukan dari para pejabat di lingkungan Ditjen Pendidikan Islam. Hadir dalam kesempatan ini, Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin,  Direktur Pendidikan Madrasah M. Nur Kholis Setiawan, dan para pejabat Ditjen Pendis lainnya.

Menurutnya, selama ini diskusi tentang mutu pendidikan selalu berpusat pada input sistem, seperti infrastruktur, rasio murid-guru, dan sebagainya. Namun dalam beberapa tahun terakhir, perhatian telah bergeser kepada proses pendidikan.

“Proses pendidikan inilah yang akan menghasil mutu/kualitas siswa-siswi madrasah. Agar proses pendidikan baik, maka peningkatan kompetensi guru menjadi keharusan,” jelas Cecep Rustana. Sembari mengutip sejumlah literatur pendidikan, seperti “The quality of an education system cannot exceed the quality of its teachers” (McKinsey & Co, 2007) dan “The highest quality teachers, those most capable of helping their students learn, have deep mastery of both their subject matter and pedagogy” (Mullens, J., Murnane, R., and Willett, J. 1996), Cecep ingin menyakinkan bahwa guru memiliki peran 30 persen dalam meningkatkan achievement (pencapaian) siswa-siswi.

Selain itu, Kemitraan Pendidikan Australia-Indonesia juga melakukan pemetaan terhadap isu-isu strategis pendidikan madrasah, di antaranya adalah bertambahnya kebutuhan akan madrasah, sumber daya yang kurang, terbatasnya dana Kemenag untuk peningkatan mutu, kompetensi guru, pelatihan guru, kebutuhan untuk penguatan-penjaminan mutu, pendidikan inklusi dan sejumlah isu lainnya.

Dirjen Pendis Kamaruddin Amin mengapresiasi draft awal Grand Desan yang telah dipaparkan. Lebih dari itu, Kamaruddin memberi masukan agar Grand Desan tersebut tetap mengacu dan in line dengan Renstra Pendis. Sedangkan Direktur Pendidikan Madrasah memberikan masukan supaya Grand Desain tersebut juga memperhatikan Diversifikasi (penganekaragaman) Madrasah, seperti: Madrasah Riset, Madrasah Kewirausahaan, Madrasah Vokasional, Madrasah Kegamaan dan Perpustakaan Madrasah Inspiratif.