Ini Kata Ketua IWO Lampung tentang Kesiapan Pemkot Bandarlampung dalam Menghadapi Bencana Banjir

Bagikan/Suka/Tweet:

Teraslampung.com — Bencana banjir di beberapa wilayah di Kota Bandarlampung terlihat tidak ada kesiapan pihak Pemkot Bandarlampung dalam membantu korban banjir

Menurut Ketua Ikatan Wartawan Online (IWO) Lampung, Aprohan Saputra, masyarakat yang terdampak banjir membutuhkan makan, pakaian, selimut, obat-obatan, dan tempat istirahat/tidur. Faktanya, untuk makan atau nasi bungkus pemberian dari masyarakat.

“Hari pertama banjir pada malam (17/1) pejabat Pemkot memberikan bantuan beras. Buat saya aneh, warga korban banjir tidak punya kompor untuk memasaknya harusnya nasi bungkus agar bisa segera dikonsumsi,” ungkapnya, Senin, 20 Januari 2025.

“Nasi bungkus keesokan harinya atas pemberian masyarakat. Sampai kapan bisa berlanjut?” tambahnya.

Aprohan menyarankan, Pemkot menyiapkan tenda untuk masyarakat korban banjir untuk beristirahat serta dapur umum.

“Warga korban banjir rumahnya terendam ada yang sampai dua meter lebih. Artinya mereka butuh tempat istirahat. Kalau ada tenda umum warga bisa istirahat di tenda. Kemudian adanya dapur umum juga penting supaya warga korban banjir dapat menikmati makanan secara merata,” ujarnya.

Selain itu, peran Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung juga tidak terlihat untuk membantu memeriksa kesehatan para korban banjir.

“Hari kedua sampai keempat saya masih mendengar keluhan korban banjir yang butuh obat-obatan. Ini tandanya tidak ada reaksi cepat dari Dinkes dalam membantu korban banjir,” kata Aprohan.

Aprohan berharap ke depan Pemkot Bandarlampung memiliki sistem yang baik guna mengatasi bencana.

“Saya harapkan Pemkot Bandarlampung berbenah, mengevaluasi kesiapan dalam menghadapi bencana. Semua itu kan butuh perencanaan. Misalnya apakah masyarakat butuh JPO (Jembatan Penyeberangan Orang) yang dananya lebih dari Rp15 miliar dibandingkan perbaikan drainase,” harapnya.

“Menurut saya bencana banjir bisa kita estimasi. Jadi ketika daerah tangkapan air rusak, drainase buruk, tinggal tunggu waktunya dan terjadi,” katanya

Ketua IWO Lampung juga menyayangkan sulitnya mendapat informasi dari pihak yang berkompeten di Pemkot Bandarlampung.

“Saya tidak melihat adanya Posko bagi wartawan untuk mendapatkan informasi berapa jumlah rumah yang terkena banjir, wilayah yang terdampak banjir dan lainnya. Harusnya Pemkot tanggap dalam hal pemberitaan dan memberikan informasi progres apa-apa yang sedang dilakukan,” pungkasnya.