Mas Alina Arifin | Teraslampung
BANDARLAMPUNG — Polda Lampung menangkap empat pelaku pembegal Jefri Saputra. Satu orang pelaku tewas Romadon dalam penggerebekan di rumah tersangka di Lampung Timur Pukul 04.30 WIB Minggu dini hari.
Menurut Kapolda Lampung Brigjen Edward Syah Pernong korban Jefri memergoki pelaku mengambil sepeda motor honda vixion saat keluar dari ATM bank Mandiri di dekat RS Advent.
“Korban Jefri adalah petugas bhayangkara anggota Brimob yang meninggal dengan 2 tembakan di dada kiri . Selanjutnya sepeda motor dibawa pelaku. Kepolisian langsung pengecekan ke TKP . Karena menyangkut anggota Brimob dan agar jangan ada rasa pada tidak aman pada masyarakat sehingga diberntuklah Tim Gabungan dari Polda Lampung dan Polresta Bandarlampung , dengan ketua Direskrimum dan wakil Kapolresta Bandarlampung,” kata Kapolda Lampung, dalam konferensi pers di Mapolda Lampung,Minggu malam (30/8).
Menurut Kapolda, setelah Tjm Gabungan terbentuk, kemudian dilakukan langkah pernyelidikan informasi pelaku dan setelah itu melakukan penggerebekan.
Dari Brimob memberangkatkan tiga tim pada Pukul 04.30 WIB. Tiga tim bersatu. Penangkapan dilakukan di rumah pelaku . Karena rumah keadaannya gelap, dan pelaku melakukan perlawanan maka petugas tentu saja tidak mau ambil risiko.Tindakakan represif pun dilaukan (menembak begal–Red.).
“Pelaku Romadhon tewas dalam perjalanan ke RS di Lampung. Kami menyita 5 kendaraan untuk lakukan kejahatan, kunci leter t, senjata api dan barang yang dipakai semuanya mngindentifikasi perbuatanya. Mereka pelaku Romadon (menginggal) , lalu Sudir dan pelaku curatnya dua tersangka lain dan penampung barang barang sudah disepakati ini . Dia (Romadon) sudah 20 kali melakukan perbuatan curat dan residivis kasus Sribawono,” katanya.
Kapolda menjelaskan pelaku juga selain beroperasi di Badarlampung, Jakarta dan Jawa Barat. Mereka tidak satu tim, karena kadang kadang menyatu dengan tim lain kalau ada target dilakukan secara acak/ random karena punya nyali tidak berlaku niat, siapapun ada disana langsung disikat karena punya senjata.
“Semerntara ini senjata pelaku masih rakitan dan untuk ditelusuri dulu. Kabareskrim meminta agar kasus ini diungkap jaringannya,” ujarnya.
Ketika disinggung apakah begal akan ditembak di tempat, Kapolda mengatakan tidak pernah ada perintah tembak di tempat. Tetapi sesuai SOP saja. Anggota sudah tahu apa yang akan dilakukan.
“Pelaku curat terkait kasus Bharada Jefri Saputra selesai tapi akan didalami lagi kemungkinan terkait kelompok lainnya.Sementara itu pelaku kasus Metro tidak punya kaitan dengan pelaku ini.”
Tentang peredaran senjata rakitan, Kapolda mengatakan ada beberapa asumsi tentang masuknya senjata api (ke Lampung) yang akan dikoordinasikan dengan Polda Sumsel secara terpadu.
Sementara itu, terkait siapa yang menembak Bharada Jefri Saputra, Kapolda mengatakan awalnya Jefri ditembak Sudir. Ketika Bharada Jefri sudah roboh, pelaku bernama Romadon menembak Bharada Jefri.
Menurut Kapolda, dalam menjalankan aksinya para pelaku mencari korban secara acak dengan sasaran sepeda motor yang punya nilai jual cepat. Tidak segan-segan pelaku menembak korbannya.
“Seperti kasus yang menimpa Jefri. Ia ditembak karena mengejar pelaku,” katanya.
Oleh karena itu, Kapolda mengimbau kepada masyarakat agar selain. Menggunakan kunci setang gunakan juga double kunci atau kunci rahasia sehingga kendaraan tidak bisa hidup.
Beberapa barang bukti yang ditunjukan Kapolda adalah helm milik korban Jerfri yang ditinggalkan, baju Jefri yang bersimbah darah, tas punggung warna coklat korban, proyektil peluru dari tubuh korban, tiga handphone tersangka, senjata tajam/pisau tersangka, senjata api, amunisi. baju Iwan, baju Romadon dan baju Sudir.
“Baju kami sita sama dengan baju yang dipakai tersangka saat melakukan aksinya,” kata Kapolda.