Inilah Kecanggihan KRI Usman Harun

KRI Usman Harun berlabuh di Pelabuhan Belawan, Jumat (29/1). Foto: kabarbmedan.com
Bagikan/Suka/Tweet:

BANDARLAMPUNG, Teraslampung.com —  Kapal Republik Indonesia (KRI) Usman Harun sempat menjadi perhatian publik karena penyematan nama Usman Harun ditolak pemerintah Singapura pada 2014 lalu. Ketika itu, ketegangan Indonesia—Singapura itu tampak nyata pascamunculnya protes Singapura  atas pemberian nama Usman Harun untuk KRI itu.

Panglima TNI Jenderal Moeldoko, misalnya, menolak hadir dalam acara Singapore Airshow yang berlangsung 11 sampai 16 Februari 2014. Kabarnya, Jenderal Moeldoko tidak hadir di Singapura karena pemerintah Singapura telah membatalkan undangan untuk 100 perwira TNI dalam acara Singapore Airshow.

Jendera Moeldoko mengatakan penamaan kapal menjadi urusan internal Indonesia dan tidak ada maksud membuka luka lama dalam hubungan bilateral kedua negara. “Ini persoalan internal kita. Nama itu ditentukan, ada tiga kapal, (yakni KRI) Bung Tomo, Usman, Harun, sekarang baru muncul persoalan,” kata dia.

Nama Usman Harun pada KRI tersebut diambil dari nama dua tentara KKO Angkatan Laut Indonesia yang dihukum gantung di Singapura 1964. Yaitu  Sersan KKO Usman Haji Mohammed Ali dan Kopral KKO Harun Said.


BACA: KRI Usman Harun Tiba di Belawan

Saat itu terjadi ketegangan antara Indonesia dengan Malaysia akibat akibat pembentukan Federasi Malaysia. Singapura masuk dalam federasi tersebut. KKO Usman dan KKO Harun mendapatkan tugas melakukan infiltrasi ke Singapura. Namun, keduanya kemudian ditangkap tentara Singapura. Keduanya kemudian dihukum gantung pada 17 Oktober 1968.

KRI Usman Harun merupakan kapal patroli lepas pantai jenis korvet. Sebenarnya kapal yang dibuat di galangan kapal Barrow in Furness, sekitar 150 KM dari Kota Manchester, Inggris itu  bukan secara khusus dibuat untuk Indonesia. Yang pertama kali memesan kapal canggih ini awalnya adalah Angkatan Laut Kerajaan Brunei Darussalam pada 1995. Sesuai kontrak, seharusnya kapal itu jadi dan sudah dikirimkan ke  Brunei pada Juni 2007. Namun, tiba-tiba negara superkaya itu  memutuskan kontrak  dengan alasan Brunei kekurangan personel.

Perusahaan German Lrssen kemudian diminta untuk mencari pembeli baru. Pada 2012 Indonesia tertarik membeli kapal itu. Pada 2014 kapal canggih itu pun datang ke Indonesia dan kemudian diberi nama KRI Usman Harun.

Beberapa kecanggihan KRI berbobot 1.940 ton ini, antara lain:

  1. Dilengkapi misil MBDA Exocet Block II anti-ship dan  antirudal serangan udara VL MICA yang anti-air. Misil jenis Exocet mampu melesat hingga 72 km dengan kecepatan 1,134 km per jam. Sedangkan  VL Mica mampu melesat hingga 80 km untuk menjatuhkan serangan pesawat tempur dengan ketinggian 30 ribu kaki.VL Mica memiliki hulu ledak 12 kg dan berkemampuan fire and forget.
  2. Dilengkapi dengan Meriam Oto Melara 76mm yang terpasang di dek bagian depan. Meriam ini dapat digunakan sebagai pertahanan atas tembakan kapal lawan dan menargetkan serangan udara. Senjata ini mampu menembakkan 110 butir amunisi dengan jarak tembak sejauh 16 km. Terdapat juga dua peluncur torpedo triple tube kaliber 324mm.
  3. Dilengkapi sensor dan radar jammer. Thales Sensors Cutlass 242 dan Scorpion radar jammer ini mampu mencegah serangan dari kapal musuh.
  4. Digerakkan empat mesin penggerak MAN 20 RK270 yang dipasang di kedua sisi kapal. Dengan kekuatab mesin itu, kapal ini  mampu melesat dengan kecepatan hingga 30 knot.