Jalan Trans Sumatera Ruas Tegineneng Macet, Antrean Mencapai 3 Kilometer

Bagikan/Suka/Tweet:
Isbedy Stiawan ZS/Teraslampung.com
Kemacetan di ruas jalan Tegineneng, Kabupaten Pesawaran, Selasa, 29 Juli 2014. (Teraslampung/Isbedy)
PESAWARAN –Hari kedua Idul Fitri, Selasa (19/7), jalan trans Sumatera Bandarlampung—Lampung
Tengah di ruas Desa Tegineneng, Kabupaten Pesawaran, macet total. Kemacetan terjadi di dua arus jalan
lintas Sumatera tersebut dari arah Bandarlampung dan dari Kotabumi, Lampung Utara.
Antrean mencapai tiga kilometer.
Kemacetan ini disebabkan arus lalu
luntas yang hendak ke Metro dan sebalingkan. Petugas dari Polsek Tegineneng
melakukan bukatutup bagi kendataan yang hendak ke Metro dan sebaliknya, demi
mengurai kemacetan tersebut.
Menurut
petugas, membludaknya kendaraan yang melintas jalur ini bukan arus balik,
melainkan warga asal Lampung Utara, Tulamgbawang ataupun dari Lampung Tengah
yang ingin berlibur Lebaran ke pantai maupun objek wisata lainnya.
Namun,
berbeda pengendara dari arah Bandarlampung sebagian adalah para pemudik dengan
tujuan Lampung Utara, Way Kanan, Tulangbawang, maupun provimsi lain di
Sumatera.
Hal ini terlihat dari plat kendaraan
roda empat yang melintas umumnya bernomor polisi Pulau Jawa.
Arus
balik diperkirakan mulai Kamis (31/7) dan puncaknya pada Minggu (3/8).
Kemacetan
di Tegineneng ini dimanfaatkan oleh para pedagang menjajakan makanan ringan
seperti mineral, rokok, tahu, dan lain-lain.
Salah
satu warga asal Kotabumi mengaku sudah hampir setengah jam terjebak macet.
Dikatakannya, paling parah kemacetan terjadi di sekitar jembatan Tegineneng
atau simpang tiga menuju Metro.
“Mobil
paling parah terjebak macet,” katanya.
Sementara
kendaraan roda dua tergolong aman, karena bisa menga,bil jalur kiri di luar
badan jalan.
Sementara
warga Bogor yang hendak mudik ke Baradatu mengaku tidak mengira akan terjebak
kemacetan. “Saya kira mudik di hari kedua, arus lalulintas tak sepadat
sebelum lebaran, kenyataan malah macet,” kata Manto.
Sejumlah
SPBU dan rest area di Lampung Tengah dan Lampumg Utara juga masih dipenuhi
kendaan roda empat dan roda dua, termasuk rumah makan di jalur lintas Sumatera
Lampung.