Pringsewu. Teraslampung.com — Instrumen yang cukup banyak dalam proses penilaian dalam Kurikulum 2013 menimbulkan asumsi bahwa penilaian tersebut membuat guru lebih disibukkan dengan nilai dari pada proses pengajaran.
Salah satu instruktur Bimbingan Teknis Kurikulum 13 yang diselenggarakan selama 3 hari di MAN 1 Pringsewu Sukisno, M.Pd mengatakan bahwa Penilaian yang dibuat di kurikulum memang cukup rumit. ” walaupun cukup komplek namun validitas atau keshohehan nilai harus tetap dijaga ,” katanya, Jumat (16/10/15)
Menurut Sukisno, ranah penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan harus mendapatkan proporsi yang sama. ” Jangan sampai unsur Pengetahuan saja yang menjadi fokus penilaian sementara sikap dan keterampilan diabaikan ,” jelasnya.
Esmanto, S.Pd , salah satu peserta, mengatakan bahwa penilaian yang ada dalam k 13 secara teori sangat ideal. Namun pada tataran praktek dilapangan akan menemui banyak kendala sehingga penilaian tersebut akan menimbulkan subjektifitas.
“Saya kira administrasi penilaian K13 yang harus disimpelkan sehingga guru tidak hanya dihabiskan energinya untuk penilaian, ” ujarnya.
Oleh karena itu, menurut Sukisno, rumitnya penilaian ini sering dilihat oleh pihak pengembang teknologi sebagai peluang untuk membuat software yang dapat dikomersilkan ” Namun guru haruslah lebih selektif dalam memilih aplikasi yang ditawarkan agar tidak kerepotan sendiri dalam penilaian ” katanya dihari kedua Bimtek
Karena menurutnya banyak aplikasi yang beredar menambahkan beberapa aspek yang seharusnya tidak perlu dalam penilaian.
Kontributor : Muhammad Faizin