Jarum Demokrasi: Pertemuan Aktivis dan Intelektual Indonesia dengan Presiden Israel Ganggu Agenda Politik Nasional

Pertemuan cendekiawan muda NU dan aktivis Indonesia dengan Presiden Israel. Foto: Ist/Medsos X
Bagikan/Suka/Tweet:

TERASLAMPUNG.COM — Koordinator Jarum Demokrasi, Tegar Apriansyah, menilai pertemuan oknum aktivis dan intelektual Indonesia yang terdiri dari lima aktivis NU, dua dosen UPH, satu tokoh Agama Yahudi, dan satu orang aktivis internasional dengan Presiden Israel Isaac Herzog, belum lama ini merupakan pukulan telak bagi diplomasi Indonesia dan sangat mengecewakan rakyat Indonesia.

Menurutnya, pertemuan itu sangat mengecewakan karena Indonesia dan Palestina memiliki hubungan yang sangat erat. Masyarakat Indonesia secara serentak mendukung kemerdekaan Palestina dan mengecam tindakan genosida yang dilakukan oleh Israel terhadap rakyat Palestina.

“Di saat Israel sedang terpojok karena seluruh dunia mengutuk genosida yang dilakukan terhadap warga Gaza, oknum aktivis yang berasal dari Indonesia justru berfoto bersama dengan Presiden Israel,” kata Tegar Apriansyah, Kamis (1/8/2024).

Meskipun pertemuan tersebut diakui dilakukan secara pribadi dan tidak mewakili entitas tertentu, namun faktanya dampak dari pertemuan tersebut telah memicu kegaduhan dan mengganggu stabilitas politik Indonesia. Kegaduhan tersebut sangat tidak produktif dan cenderung dimanfaatkan untuk menutupi agenda-agenda yang penting bagi masyarakat, seperti masalah izin tambang bagi ormas, transisi pemerintahan dan Pilkada Serentak 2024.

“Sebagai aktivis demokrasi, kami merasa isu tersebut sengaja dibesar-besarkan untuk menutupi isu izin tambang yang cukup kontroversial, serta agenda politik Pilkada Serentak dan transisi pemerintahan, yang semakin bernuansa pragmatis dan elitis,” katanya.

Tegar mengatakan, beberapa pengamat telah menyampaikan agar masyarakat Indonesia berhati-hati terhadap lobi-lobi Israel.

MenurutTegar, belakangan ekses negatif yang muncul justru hanya diterima oleh aktivis dan intelektual Indonesia. Padahal, telah beredar adanya oknum aktivis internasional yang diduga memfasilitasi pertemuan tersebut yaitu Niruban Balachandran. Pria asal Amerika Serikat tersebut diduga menjadi sosok penting di balik dialog dan pemahaman antara warga Israel dan Indonesia.

“Kami tidak melihat adanya tindakan dari Pemerintah terhadap ybs. “Tentunya kami tidak ingin isu terkait Israel ini terus menerus dijadikan objek untuk pengalihan isu ke depannya, apalagi oleh orang asing. Pemerintah harus menuntaskan hal ini,” katanya.

Dengan latar belakang tersebut, untuk menjaga hubungan baik Indonesia dengan Palestina, dan mencegah terulangnya hal-hal yang membuat kegaduhan terkait Israel,  Jaringan Muda Untuk Demokrasi (Jarum Demokrasi) mendesak agar: pertama,  Pemerintah Indonesia memastikan agenda-agenda politik nasional tetap berjalan secara transparan pada setiap prosesnya. Serta, terus konsisten membela kemerdekaan Palestina dan mengutuk genosida Israel.

Kedua, Pemerintah Indonesia melakukan tindakan tegas kepada orang-orang asing yang membuat kegaduhan di Indonesia, demi menjaga marwah dan kedaulatan bangsa.

“Ketiga, secara khusus pihak Imigrasi untuk melakukan tindakan tegas berupa deportasi atau pencekalan terhadap Niruban Balachandran dan atau oknum orang asing lainnya yang terkait dengan lobi-lobi Israel, demi menjamin pelaksanaan agenda-agenda demokrasi di Indonesia,” tandasnya.