Jejak Eksotisme Kawah Keramikan dan Tiga Danau di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan

Pegunungan Bukit Barisan Selatan di wilayah Suoh, Lampung Barat, dengan latar depan asap yang mengepul dari kawah/sumber panas bumi.
Bagikan/Suka/Tweet:

TERASLAMPUNG.COM — Bebukitan itu membentang dari ujung selatan Pulau Sumatera di Lampung hingga ujung utara di wilayah Nangroe Aceh Darussalam. Sabuk alam yang di beberapa titiknya mengandung emas itu disebut Pegunungan Bukit Barisan. Disebut Bukit Barisan, mungkin, karena bukit-bukit saling terkait seperti sebuah barisan bukit.

Khusus di wilayah Lampung dan Bengkulu, gugusan bukit itu disebut  Bukit Barisan Selatan. Ketika  ditetapkan menjadi taman nasional gugusan bukit itu disebut Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Luasnya dalam kisaran 365 ribu hektare dan menjadi rumah besar bagi aneka satwa langka.

Di Aceh, gugusan bukit yang bersambungan dengan TNBBS disebut Taman Nasional Gunung Leuser, sementara di wilayah Jambi dinamakan Taman Nasional Kerinci Seblat. Total panjang gugusan Bukit Barisan dari Lampung hingga Aceh kira-kira 1.650 km.

Gugusan bukit Barisan Selatan dikelilingi gunung api tua. Sementara di bagian lembahnya terdapat banyak danau. Danau-danau itu tersebar dari wilayah Lampung hingga Aceh. Beberapa di antaranya adalah danau yang mengandung sumber air panas, Antara lain empat danau — Danau/Kawah Keramikan, Danau Lebar, Danau Minyak, Danau Belibis–di wilayah Suoh (Lampung Barat), Danau Ranau (Lampung Barat), Danau Kerinci (Jambi), Danau Singkarak, Danau di Atas, Danau di Bawah (Sumatera Barat), Danau Toba (Sumatera Utara), dan Danau Laut Tawar (Aceh).

Kawasan Kawah Keramikan di Suoh, Lampung Barat.

Pada 1854, Franz Wilhem Junghun dalam penelitiannya menyebutkan setidaknya ada  23 sumber air panas di sepanjang lembah Bukit Barisan. Dalam perkembengannya kemudian, pada 1986 Geothermal Energy New Zealand Ltd menyebutkan ada 37 sumber air panas di Bukit Barisan Selatan.

Banyak peneliti meyakini, wilayah Bukit Barisan merupakan pusat-pusat kebudayaan megalitikum. Sementara di bidang geologi, para peneliti sejak ratusan tahun lalu sudah meyakini bahwa di beberapa titik pegunungan Bukit Barisan kaya sumber emas. Itulah sebabnya, tidak mengherankan jika Pulau Sumatera disebut sebagai Swarna Dwipa atau Pulau Emas. Hal itu tertulis dalam Prasasti Nalanda yang bertengara 860 Masehi.

William Marsden dalam History of Sumatera (1783) menyebutkan: logam mulia banyak terkandung di sepanjang Bukit Barisan, terutama di  Martabe, Bangko, Rawas, Lebong, dan Natal. Sementara TM Van Leuwen di Journal of Geochemical Exploration, edisi ke-50, 1994, mendedahkan bahwa total emas yang dikeruk dari Sumatera sejak eksplorasi Belanda hingga 1994 mencapai 91 ton dan perak sebanyak 937 ton. Sebuah angka fantastis dengan nilai yang begitu dahsyat.

Danau Lebar di lembah Bukit Teletubies dan kaki perbukitan Bukit Barisan Selatan wilayanh Suoh. Lampung Barat.

Sementara terkait danau dan sumber air panas di Lampung, sejauh ini pengembangannya masih minim. Dengan dalih berada di dalam kawasan TNBBS, empat danau di wilayah Suoh, Lampung Barat hingga kini masih belum dimanfaatkan untuk pariwisata.

Danau/Kawah Keramikan di Suoh sejauh ini masih dibiarkan perawan. Tidak jauh dari Kawah Keramikan, sebenarnya ada juga danau air panas yang jauh lebih eksotis alami dan sengaja ‘disembunyikan’ para pemandu wisata-pecinta lingkungan agar tidak rusak oleh tangan-tangan jahil.

 

 

 

Oyos Saroso H.N.