TERASLAMPUNG.COM, BANDARLAMPUNG — Kecurangan penghitungan suara dengan cara menghilangkan perolehan suara caleg tertentu kemudian dipindahkan ke caleg lain atau begal suara ternyata bukan hanya rumor. Begal suara pada Pemilu 2024 diduga juga terjadi secara masih. Hal itu dialami caleg DPR RI Dapil 1 Lampung dari Partai Golkar, Andi Surya.
Andi Surya mengaku suaranya dibegal di tingkatan PPS. Hal yang sama juga dialami caleg DPRD Lampung nomor urut 4 Dapil Lampung 7 dari PKB, Munir Abdul Haris, dan caleg DPR RI Dapil Lampung 1 Muhammad Kadafi.
Munir Abdul Haris menemukan perolehan suaranya dinolkan dan digeser ke caleg lain. Bukan hanya satu, tetapi ditemukan di dua TPS di Lampung Tengah. Sementara M. Kadafi perolehan suaranya juga dinolkan dan digeser untuk caleg lain di TPS Tanggamus dan Lampung Selatan.
Menurut Andi Surya, pembegalan suara membuat suasana Pemilu kali ini kisruh, tidak kondusif, dan mengganggu proses demokrasi yang diharapkan bersih dari segala kecurangan.
“Apa lagi saat ini dalam suasana proses rekapitulasi dan perhitungan suara ‘real count’ oleh KPU,” katanya, Sabtu (17/2/2024).
Andi Surya menegaskan, demokrasi kita dibentuk sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, yang diharapkan jujur adil.
“Namun faktanya dirusak oleh sebagian oknum PPS di TPS-TPS dengan cara-cara yang kurang beradab dan tidak beretika,” katanya.
Andi menegaskan, sepantasnya lembaga KPU dan Bawaslu mulai melihat kecurangan terstruktur masif ini karena dapat mengganggu proses menuju penentuan hasil pemilu.
“KPU dan Bawaslu harus mencari jalan keluar agar suasana panas atas kecurangan seperti ini bisa tereduksi ke arah yang sesuai nilai-nilai adab dan etika demokrasi. Saya meminta melalui Bawaslu agar KPU Lampung membuka seluruh form C1 Plano TPS, periksa ulang setiap angka-angka yang ada, agar masalah ketidakpuasan caleg yang suaranya hilang atau dibegal tidak berlarut-larut,”tegasnya.
Menurut Andi Surym jika hal itu tidak dilakukan, ia khawatir akan muncul gerakan dari elemen-elemen masyarakat pendukung caleg yang tidak puas atas kinerja KPU dan membuat suasana menjadi kisruh atau ingar bingar.
“Untuk itu, sekali lagi saya meminta kepada KPU dan Bawaslu, mari kita transparan dalam penghitungan suara dengan cara membuka C1 Plano dan hitung ulang semua suara yang masuk,” Andi menandaskan.