Zainal Asikin/Teraslampung.com
Keracunan makanan (ilustrasi) |
BANDARLAMPUNG- Penyebab keracunan puluhan pegawai Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung di Dinas Pengairan dan Pemukiman Provinsi Lampung, masih terus diselidiki Polresta Bandarlampung. Namun, untuk membongkar kasus tersebut, Polisi masih menunggu hasil laboratorium (lab) dari rumah sakit Bumi Waras guna mengetahui kandungan isi makanan tersebut.
Kasat Reskrim Polresta Bandar Lampung, Kompol Dery Agung Wijaya mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih menunggu hasil lab dari pihak rumah sakit Bumi Waras. Karena dari hasil lab tersebut, sangat berguna untuk mengetahui hasil sampel dari kandungan makanan yang dimakan para PNS di Dinas Pengairan dan Pemukiman Lampung.
“Pihak rumah sakit sudah mengambil sampel kotoran dari beberapa korban untuk di uji lab, diperkirakan hasil lab itu akan diketahui hasilnya dalam waktu 10 hari lagi, jadi ya kita tunggu saja hasil lab-nya,”kata Dery, Selasa (12/5).
Dery menjelaskan, selain menunggu hasil lab dari pihak rumah sakit, ia juga masih terus melakukan pengumpulan bahan dan keterangan (pulbaket). Untuk sementara ini, saksi yang sudah dilakukan pemeriksaan sudah ada sekitar lima orang saksi. Kelima saksi tersebut, yakni dari Dinas terkait, pihak catering dan beberapa korban yang keracunan.
“Dalam kasus ini, tersangkanya memang belum ada. Kami belum bisa menetapkan siapa yang bertanggunjawab kasus kercunan makanan,”jelasnya.
Menurut Dery, pihaknya belum bisa berandai-andai, apakah dalam kasus keracunan makanan puluhan pegawai Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung tersebut terindikasi ada unsur sabotese. Karena pada saat keracunan itu terjadi yakni waktu dihari, bersamaan ada dua Dinas yang memesan makanan catering. Akibat keracunan yang diduga karena makanan tersebut, sebanyak 52 orang pegawai dirawat di beberapa rumah sakit yang ada di Bandarlampung dan satu orang meninggal dunia.
“Kami tidak mau berspekulasi ada kesengajaan atau tidak dari pihak catering itu, karena saat itu yang pesan makananan di tempat itu (catering) ada dua Dinas. Tapi kenapa hanya pegawai dari Dinas pengairan itu yang keracunan, sedangkan yang satu Dinas lagi tidak,” katanya.
Kasua keracunan yang dialami 52 pegawai BBWS terjadi pada Kamis pekan lalu (7/5).Mereka keracunan setelah makan nasi jatah makan siang yang dipesan dari sebuah katering. Dari 63 orang pegawai yang makan nasi, sebanyak 52 orang mengalami keracunan. Seorang di antaranya meninggal dunia.
“Sampai saat ini korban yang masuk rumah sakit sekitar 52 orang yang dirawat di beberapa rumah sakit di Bandar Lampung,” ungkap Dery.