Musibah AirAsia QZ8501: 9 Korban Sudah Divekuasi

Bagikan/Suka/Tweet:
Evakuasi korban Airasia QZ8501. (dok Basarrnas)

PANGKALANBUN, Teraslampung.com — Buruknya cuaca di sekitar lokasi kejadian jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501, membuat evakuasi terhadap para korban tidak berlangsung mulus. Meski demikan, berkat kegigihan tim SAR,pada hari kelima (1/1/2015) sudah ada 9 korban yang berhasil dievakuasi.

Korban kecelakaan Air Asia QZ 8501 yang berhasil ditemukan sebanyak 9 jenazah. Hingga Kamis petamg (1/1/), 6 jenazah telah tiba di Surabya, 2 jenasah di Pangkalan Bun, dan 1 jenasah di KRI Yos Sudarso.

Operasi SAR hari kelima dilakukan dengan luas area pencarian 13.500 km2. Ada 19 unit kapal, pesawat 9 unit, termasuk di antaranya adalah milik  Malaysia, Singapura, dan Amerika. Pesawat terdiri dari 4 heli dan 5 fix wing.

Dalam konferensi pers yang dilakukan di Gedung Badan SAR Nasional sekitar pukul 17.52 WIB, Kepala Basarnas Marsekal Muda F Henry Bambang Soelistyo mengatakan  temuan barang-barang/ objek selain enazah.

Menurut dia, helikopter milik Basarnas membawa 2 tas hitam, 1 koper abu-abu yang diambil dari KD Pahang. Sementara itu di posisi berbeda Kapal Polisi Punai 5009 membawa potongan tangga, tabung selam, serpihan logam dari KD Lekir ke dermaga Kumai.

Evakuasi terakhir dengan heli Dauphin terhambat cuaca buruk. Heli tidak dapat landing di helideck KRI Yos Sudarso karena kondisi tak memungkinkan, kondisi kapal tidak stabil. Dengan menggunakan hoist seorang rescuer turun menjemput 1 jenazah. Namun,  dengan alasan keselamatan, mereka tidak memiliki kesempatan untuk kembali turun mengambil 1 jenasah lainnya. Cuaca buruk memaksa Heli Dauphin kembali hanya dengan 1 jenasah menuju Pangkalan Bun.

Kondisi cuaca yang buruk sangat mempersulit kerja dari tim SAR gabungan, tinggi gelombang mencapai 3 hingga 4 meter. Diprediksi kondisi serupa akan terus terjadi selama 3 hari ke depan. Rencananya operasi SAR yang dilakukan besok akan mendapat dukungan dari kapal Singapura yang dilengkapi alat deteksi objek di bawah air.

Selain bantuan dari Singapura, Basarnas akan mendapatkan dukungan kapal Geo Survey milik asosiasi kontraktor. SKK Migas akan menurunkan kapal tanker, demikian pula dengan TNI AL yang juga akan menurunkan kapal tankernya.

Basarnas telah melakukan koordinasi dengan tim DVI, terkait sudah adanya jenasah yang teridentifikasi oleh pihak tim DVI. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kesimpangsiuran informasi tentang jumlah korban, jenis korban, dan identitas korban.

Mengenai data-data tersebut kewenangan sepenuhnya berada di tim DVI Polda Jawa Timur. Dengan demikian Posko untuk penanganan kecelakaan Pesawat Air Asia QZ 8501 berjumlah 3 posko. Posko utama yang berada di IDMCC Kantor Pusat Badan SAR Nasional, Posko taktis yang berada di Pangkalan Bun, dan tambahan 1 posko tim DVI berada di Polda Jawa Timur.

Kepala tim DVI Polda Jawa Timur, Komisaris Besar Polisi Budiyono, menjelaskan bahwa jenazah tersebut adalah Hayati Lutfiah Hamid.

Budiyono mengatakan kepastian identitas jenazah didapatkan berdasarkan sumber primer yaitu sidik jari.

“Sidik jari dipastikan matching (cocok) sama antara sidik jari korban dan data sidik jari yang didapatkan tim DVI),” kata Budiyono, dalam keterangan pers di Surabaya.

Sumber lain yang dipakai untuk memastikan jenazah tersebut di antaranya adalah perhiasan, seperti kalung, dan kartu identitas atas nama Hayati Lutfia, yang ditemukan di badan korban.
Jenazah Hayati telah diserahkan kepada pihak keluarga.

Pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ8501 hilang dalam penerbangan dari Surabaya ke Singapura pada Minggu pagi (28/12). Terdapat 155 penumpang dan tujuh awak di pesawat tersebut.
Tim pencari dan AirAsia sudah menyatakan bahwa pesawat tersebut jatuh ke laut.