TERASLAMPUNG.COM–Dua anggota jaringan kelompok teroris berinisial MD (51) dan MA (49) yang ditangkap Densus 88 Anti Teror (AT) Polri di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan (Sumsel), pada Selasa (19/11/2024) lalu merupakan anggota jaringan kelompok Negara Islam Indonesia (NII).
Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, Ken Setiawan mengapresiasi tim Densus 88 yang telah melaksanakan penegakan hukum terhadap dua terduga teroris di Kabupaten OKU Timur, Sumatera Selatan. Dengan penangkapan dua anggota jaringan kelompok NII, Ken mengingatkan bahwa ancaman radikalisme kelompok NII masih sangat nyata.
“Meski sudah banyak yang ditangkap, jaringan kelompok NII masih cukup solid dan terus berkembang,” kata Ken dalam keterangannya, Kamis (21/11/2024).
Bahkan sampai saat ini, kata Ken, jaringan kelompok NII tersebut masih terus aktif, bahkan dibeberapa provinsi jaringan mereka (NII) tersebut semakin besar.
Menurutnya, bukan hanya di Sumatera tapi juga di daerah Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. Jaringan kelompok NII mulai menggeliat, walaupun saat ini telah ditetapkan sebagai Daftar Terduga Teroris dan Organisasi Teroris (DTTOT)
“Sampai hari ini, kami (NII Crisis Center) masih menerima laporan pengaduan dari masyarakat berbagai wilayah terkait korban NII. Ada dari kalangan pelajar, mahasiswa dan kalangan umum,”ungkapnya.
Jaringan kelompok NII, lanjut Ken, semakin licik dalam menjalankan aksinya. Mereka tidak lagi terang-terangan melakukan kegiatan yang berbau radikalisme, melainkan menyamar dibalik organisasi sosial sehingga tak nampak bahwa yang bersangkutan itu adalah seorang yang berpaham NII.
“Hal itu yang membuat sulit untuk mendeteksi keberadaan kelompok jaringan mereka (NII),”ujarnya.
Ken juga menyampaikan, pihaknya tidak menyalahkan siapapun, termasuk aparat dan juga pemerintah. Gerakan jaringan kelompok NII tersebut, saat ini lebih ke gerilya membaur dimasyarakat menggunakan organisasi sosial seperti yayasan yatim piatu, sentra usaha ekonomi seperti kuliner dan koperasi.
“Jadi jangankan aparat dan pemerintah, kadang keluarga dan lingkungan terdekat saja tidak tahu kalau ada anggota jaringan kelompok NII dilingkungan sekitarnya,”terangnya.
Ken mengimbau kepada msyarakat, untuk lebih peduli dengan lingkungan sekitar tempat tinggalnya dan kenali tetangga sekitar masing-masing.
“Kepada masyarakat untuk lebih peduli dengan lingkungan, dan lebih peka jika ada yang mencurigakan agar kiranya segera laporkan ke pihak aparat setempat,”pungkasnya.
Diketahui, Densus 88 Anti Teror (AT) Polri melumpuhkan jaringan terduga teroris di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan, pada Selasa (19/11/2024) kemarin.
Kedua terduga teroris yang ditangkap itu berinisial MD (51), warga Desa Triyoso, Kecamatan Belitang dan MA (49), warga Desa Sidorahayu, Kecamatan Belitang. Pelaku MD ditangkap sekitar pukul 05.30 WIB, dan MA ditangkap sekitar pukul 07.30 WIB usai mengantarkan anaknya sekolah.
Densus 88 juga melakukan penggeledahan di rumah pelaku MD dan MA dengan menyita sejumlah barang bukti berupa buku-buku jihad, dokumen, ponsel hingga baju-baju kedua terduga teroris tersebut.
Kedua pelaku terduga teroris MD dan MA, kesehariannya bekerja sebagai wirausaha yakni menjual kopi secara online dan juga membantu istri menjual kosmetik.
Selain melakukan penangkapan dua terduga teroris di Sumatera Selatan, Densus 88 Anti Teror Polri juga melakukan penegakan hukum melakukan penangkapan beberapa terduga teroris anggota jaringan kelompok NII lainnya, pada Selasa (19/11/2024) lalu di Provinsi Sumatera Utara dan Jawa Barat.
Pelaku NAA ditangkap di Labuhanbatu, Sumatera Utara, pelaku ini disebut pernah menghadiri kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam rangka menyiapkan pasukan ‘militer’ dan Milad NII di Sumatera Barat. Selain itu, pelaku NAA juga pernah ikut kegiatan askar (pasukan) di Sumatera Barat.
Kemudian pelaku berinsial JN dan ER, keduanya ditangkap di Agam, Sumatera Barat dan pelaku berinisial IS ditangkap di Payakumbuh, Sumatera Barat. Keterlibatan pelaku IS, Sekretaris NII Komando Perang Setempat (Kompas) Sumatera Barat menghadiri kegiatan safari dakwah dan sosialisasi program NII 2024 di Basecamp Komando Perang Setempat (Kompas) NII sumatera Barat.
Selain itu yakni pelaku berinsial SW yang ditangkap di Pasaman, Sumatera Barat dan Pelaku berinsial SY ditangkap di Bandung, Jawa Barat. Pelaku SY, disebut sebagai Imam NII faksi MYT dan Ketua KPSI (Komando Perang Seluruh Indonesia).
Keterlibatan pelaku SY tersebut, yakni melakukan kegiatan pelatihan periapan askar/militer dan Milad Proklamasi NII di Sumatera Barat, dan juga aktif melakukan kajian serta pembinaan terhadap jamaah NII di Pulau Jawa dan Sumatera.
Tidak hanya itu saja, SY melakukan perencanaan pembelian senjata sebagai upaya memperkuat organisasi NII dalam rangka mempersiapkan jihad qital (perang fisik).
“Benar, telah melakukan penegakan hukum terhadap delapan pelaku anggota jaringan kelompok NII di beberapa wilayah di Indonesia, Selasa (19/11/2024). Para pelaku, ditangkap di tempat berbeda-beda di Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Jawa Barat,” kata juru bicara Densus 88 Anti Teror Polri, Kombes Pol Aswin Siregar dalam keterangan tertulisnya, Kamis (21/11/2024).
Zainal Asikin | Teraslampung.com