Oleh: Sudjarwo
Guru Besar Ilmu-ilmu Sosial di Pascasarjana FKIP Unila
Keris dan kartu ATM memiliki makna serupa tetapi tak sama bagi kehidupan manusia. Dulu, jika orang mau berpergian akan membawa Keris sebagai senjata diri sehingga merasa tenang. Orang Jawa menyebutnya sebagai piyandel — satu al yang membuat orang tumbuh keberaniannya. Makin bertatahkan intan berlian maka si pemakai keris merasa semakin jumawa dalam berjalan.
Sekarang orang akan merasa tenang jika berpergian membawa kartu ATM dengan isi yang memadai. Makin besar nilai yang ada di dalam kartu ATM, seseorang maka kepercayaan dirinya akan penuh.
Dikutip dari beberapa sumber, keris adalah senjata tikam gugusan belati yang termasuk salah satu budaya khas Nusantara. Meski banyak sumber mengenai asal-usulnya, mayoritas sejarah mengatakan bahwa keris berasal dari Jawa. Memiliki ujung yang lancip dan tajam, bentuk keris sangat khas dan mudah dibedakan dari senjata tajam di daerah lainnya. Keris berbentuk tidak simetris karena seringkali bilahnya berkelok-kelok, dan memiliki serat lapisan logam cerah pada helai bilah.
Keris yang terkenal adalah yang memiliki gelombang dan berkelok atau bergerigi. Umumnya, sebuah keris memiliki tiga bagian yaitu bilah (pisau), hulu (gagang), dan warangka (sarung). Diukir dengan teliti, bagian-bagian keris ini memiliki arti seni tersendiri. Bahan pembentuk keris juga beraneka ragam, seperti logam mulia, kayu, gading, hingga terbuat dari emas.
Pada zaman dahulu, keris digunakan sebagai senjata dalam duel atau peperangan, sekaligus benda pelengkap sesajen. Namun kini, keris juga menjadi salah satu aksesoris dalam berbusana, simbol kecerdikan budi, atau menjadi benda koleksi yang dilihat estetikanya.
Sementara Kartu ATM atau automated teller machine atau anjungan tunai mandiri. ATM, pertama kalinya digunakan di Indonesia pada tahun 1986 dan diterapkan oleh Hong Kong Bank dan Bank Niaga. Saat itu, ATM hanya bisa melakukan transaksi pada satu bank saja dan hanya dapat digunakan untuk giro dengan jumlah transaksi yang terbatas. Selama masa pengenalan terhadap ATM, nasabah dibantu oleh petugas terkait yang menjelaskan mengenai penggunaan mesin ATM tersebut. Kendati demikian, kehadiran “Si Mesin Perbankan Otomatis” di Indonesia cukup lama ketinggalan dari negara lain. Diketahui, ATM mesih pertama kali dikenalkan di Amerika Serikat (AS) pada tahun 1970. Bank-bank pun kemudian berlomba-lomba membeli mesin ini untuk mengalahkan saingannya.
Seiring dengan berkembangnyam, era sejumlah bank di Indonesia mulai mengikuti jejak Hong Kong Bank dan Bank Niaga. Ketika memasuki era 90-an, penggunaan ATM mulai menjadi tren dalam dunia perbankan, seiring dengan bermunculannya bank-bank swasta. Pada tahun 90-an tersebut, ATM pada saat itu melayani penarikan uang tunai dengan nominal Rp 10.000 dan Rp 5.000 dan dengan jumlah maksimal penarikan tunai sebesar Rp 500.000.
Seiring perkembangan layanan perbankan saat ini justru sudah transaksi online atau juga disebut transaksi digital : Secara definisi, transaksi digital adalah salah satu perkembangan teknologi yang memudahkan masyarakat dalam melakukan transaksi pembayaran melalui perangkat yang digunakan, seperti melalui internet dan difasilitasi melalui sebuah aplikasi, baik yang tersedia dalam smartphone maupun dalam bentuk website.
Apa hubungan antara Keris dengan Sistem ATM ? ternyata dua duanya adalah media yang membuat orang ketergantungan, bahkan ada pendapat ekstrim jika dahulu orang mentuhankan Keris, sekarang orang mentuhankan Kartu ATM. Buktinya kalu dahulu orang mau berpergian benda yang diutamakan di bawa adalah Keris, sekarang kemanapun kita pergi Kartu ATM lah yang diutamakan, baik yang berupa fisik, atau yang berupa digital yang ada dalam smartphone kita. Ada adagium yang ekstrim mengatakan “istri boleh tertinggal asal smartphone ada di badan”; karena dengan alat inilah dapat mendatangkan istri yang tertinggal dengan menggunakan aplikasi Gojek atau sejenisnya, untuk menjemput istri untuk datang.
Pentuhanan akan benda dalam banyak pendapat adalah perbuatan musyrik; namun dalam kenyaannya kemusyrikan itu ternyata merajalela dalam relung kehidupan manusia. karena kemerajalelaan inilah menggiring pada sudut pandang pemikiran bahwa yang berbeda itu harus disamakan, bahkan menjadi ekstrim lagi darah mereka yang berbeda itu halal hukumnya. Oleh karena itu kelompok ini sangat senang dengan keseragaman dan memusuhi keberagaman.
Kesesatan berpikir seperti ini sangat membahayakan karena tidak mampu mendudukan sesuatu, apapun namanya, pada perspektif ontologi, sehingga jebakan epistemologi, apalagi aksiologi, membuat seseorang atau sekolompok orang menjadi berkacamata kuda. Perspektif kebenaran hanya dipandang dari kacamata yang dipakainya. Sementara kacamata orang lain yang berbeda itu salah, dan tidak benar, sah untuk dienyahkan.
Paradigma berpikir serupa ini dapat melanda siapa saja, bahkan tidak menafikan ilmuwan sekelas guru besar pun, ada yang terjebak pada perspektif ini. Kebenaran ilmu yang dimiliki orang lain hanya diukur dari ilmu yang dimilikinya; akibatnya memunculkan cauvinisme dalam keilmuan. Adagium yang muncul menjadi “kebenaran itu butul-betul benar jika menurut ilmuku benar“; inilah yang sekarang banyak muncul dengan berbagai turunannya.
“Merudapaksa“ pemikiran orang lain untuk sama dengan kita, sebenarnya pekerjaan yang sangat sia-sia, bahkan sejarah sudah mencatat kesia-siaan ini. Namun sebagai manusia banyak yang mengulang kesalahan yang sama, yang dibuat oleh generasi sebelumnya, menjadi semacam lingkaran setan yang tak pernah berhenti berputar.
Pengalaman penulis dalam pusaran ini pernah terjadi manakala menurunkan pemikiran berjudul “Pemimpin Tidak Seberapa” pada media yang kita hadapi bersama ini. Ternyata tulisan itu dimaknai berbeda oleh mereka yang berbeda pemikiran. Akibat lanjut menimbulkan menafikan untuk semua yang berasal dari penulis.
Hal serupa ini akhir-akhir ini menyeruak kesemua sendi kehidupan, yaitu bercirikan menghakimi mereka yang tidak sama dengan mereka. Penghakiman itu bisa berupa pengkafiran, kehalalan akan darah, dan masih banyak lagi. Tentu saja kebutaan mata hati seperti ini sangat membahayakan bagi kelangsungan negeri ini.
Selamat ngopi pagi.