Supriyanto/Teraslampung.com
Ketua MPR RI Zulkifli Hasan pada acara pelantikan pengurus Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Lampung Tengah di Gunung Sugih, Minggu (1/11/2015). |
GUNUNGSUGIH – Bencana kabut asap yang berkepanjangan di sebagian Sumatera dan Kalimantan menurut Ketua MPR RI Zulkifli Hasan disebabkan oleh ketidaksiapan pemerintah. Menurut Zulkifli, pemerintah tidak mengira jika dampak El Nino seberat yang terjadi selama ini, sehingga selain persiapan awalnnya kurang juga kordinasi yang tidak maksimal.
”Ternyata dampak elninonya kering sekali yang menyebabkan kemarau berkepanjangan, akibatnya terjadi kebakaran yang meluas,” kata Zulkifli, saat menjawab pertanyaan para wartawan , di sela-sela pelantikan pengurus Pimpinan Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Lampung Tengah, di Gunungsugih, Minggu ( 1/11).
Menurut pria asal Lampung Selatan itu, jika koordinasi persiapan awal dilakukan dengan baik dan maksimal, kebakaran lahan dan kabut asap yang tebal tidak akan terjadi seperti saat ini.
“Kalau sudah terbakar Malaysia dan Singapura menyerah. Apalagi bila kebakaran itu sudah terjadi di lahan gambut, tentu saja sangat sulit dipadamkan. Ini menjadi pelajaran penting. Pada masa mendatang memang kuncinya itu ada di persiapan dan kordinasi awal semua pemangku kepentingan,”katanya.
Seharusnya, kata dia, persiapan awal sudah dilakukan sejak bulan Maret hingga Juni setiap tahun. Belajar dari kejadian tahun ini, kedepan, kata dia, sejak awal sudah dilakukan persiapan yang matang untuk menghadapi elnino. Selama ini, kurang diperhitungkan akan mengalami kemarau yang berkepanjangan.
”Saya kira, minggu kedua November seluruh Indonesia sudah mulai turun hujan. Sekarang sudah mulai turun hujan di beberapa daerah. Mudah-mudahan asap ini bisa cepat berlalu,”katanya.
Terkait dengan dugaan perusahaan nakal sudah ada dimasa dia menjabat menteri kehutanan, secara diplomatis Zulkifli mengatakan, kalau ada perusahaan nakal tentu harus di tindak, penindakannya kita serahkan kepada aparat kepolisian. Jangan sampai kata dia, kita sudah makan asap, lalu perusahaan sawit atau kertas kita diimbargo oleh luar negeri karena dianggap merusak lingkungan.
“Jadi kita sudah makan asap, lalu kena imbargo sudah dua kerugian, akibatnya banyak pekerja menganggur. Soal pelanggaran kita serahkan saja kepada polisi. Polisi kita sudah profesional, ahli dan terampil. Kita percayakan kepada mereka,”katanya.
Begitu juga terhadap tudingan peberian izin kepada perusahaan perkebunan, Zulkifli mengatakan, sekarang sawit itu sudah berbuah, pabrik sawit sudah ada, pabrik kertas sudah ada, artinya keberadaan kebun maupun pabrik sudah ada sejak puluhan tahun lalu.
”Apa mungkin tiba-tiba kebun sawit bisa produksi dan membangun pabrik sawit atau pabrik kertas dalam sehari. Itu yang bertanya cara berpikirnya agak kurang, (sembari mengacungkan ibu jari kebawah),”tandasnya.