Ketua PBNU: Hoax Kini Jadi Alat Politik dan Perang

KH Robikin Emhas
Bagikan/Suka/Tweet:

TERASLAMPUNG.COM —Ketua PBNU KH Robikin Emhas mengungkapkan, pertarungan paham dan ideologi yang saat ini kian masif khususnya di dunia maya merupakan sebuah desain untuk melemahkan dan menghancurkan Negara Kesatuan Republik Indonesia.Salah satunya lewat penyebarluasan kabar bohong (hoax).

“Kondisi ini adalah pertarungan politik mengadu kelompok Islam. Yang berawal dari perebutan sumber daya alam seperti di Timur Tengah. Setelah itu sejak tahun 90-an Indonesia menjadi sasaran. Dan lebih runyam lagi muncul fenomena politisasi agama,” katanya saat memaparkan posisi NU di tengah isu-isu nasional terkini dalam Musyawarah Kerja Wilayah (Mukerwil) NU Lampung Ke-1 di Asrama Haji Lampung, Ahad (1/7) malam.

Menurutnya, berdasarkan data intelijen, serangan pelemahan terhadap Indonesia dilakukan tidak melalui peperangan fisik saja namun lebih gencar juga melalui dunia maya seperti media sosial. Mereka menggunakan hoaks, ujaran kebencian dan fitnah sebagai alat perang.

“Jangan heran kalau sekarang ini tokoh NU diserang dan di bully. Ini menjadi salah satu strategi setelah sebelumnya amaliah NU yang diserang. Targetnya pada 2022 berdiri perwakilan otoritas mereka di Indonesia,” ujarnya.

Namun menurutnya selama tiga komponen bangsa Indonesia masih bisa kompak dan terjalin sinergitas, maka Indonesia akan terus terjaga dengan baik. Ketiga komponen tersebut meliputi kekuatan nasionalis, kelompok agamawan dalam hal ini ulama Islam moderat serta TNI dan Polri.

“Kalau tiga ini masih kompak, Indonesia tidak akan bubar seperti yang diramalkan,” katanya.

Dan di sinilah menurutnya peran ulama NU sangat vital dalam mempertahankan keutuhan negara Indonesia di tengah gempuran paham transnasional yang terus setiap waktu melakukan serangan mengikis paham Ahlussunnah wal Jama’ah para warganya.

“Sebuah penelitian mengatakan bahwa NU saat ini menjadi pemain tunggal dalam memperjuangkan islam moderat dari serangan paham radikal yang terus melakukan agitasi. Salah satunya melalui hoaks sebagai alat politik yang bahkan saat ini sudah menjadi industri,” ungkapnya.

Untuk memperkuat perjuangan ini, langkah yang harus ditempuh NU diantaranya adalah melakukan kaderisasi untuk keberlangsungan Jamiyyah Nahdlatul Ulama. Menurutnya, kaderisasi adalah anti virus bagi warga NU agar tidak terpapar paham Islam transnasional sehingga eksistensi NKRI akan terus terjaga.

“NU sudah selesai membahas itu (ideologi negara, red) sebelum kemerdekaan. Pertentangan konsep agama dan negara tidak ada dalam NU. Namun pertarungan ideologi akan terus muncul dan tidak akan berakhir,” pungkasnya.

nu.or.id