Zainal Asikin | Teraslampung.com
BANDARLAMPUNG — Bocah bernama Khoirul Alfine Romadhony usianya masih sangat muda. Ia baru berusia delapan tahun dan masih duduk di bangku kelas 2 SDN 03 Negeri Agung, Kecamatan Gunung Pelindung, Lampung Timur. Namun, di usia semuda itu hatinya sudah tergerak untuk meningkatkan minat baca di kalangan anak-anak di kampungnya. Ia pun kemudian menggagas “BMX Pustaka”.
BMX adalah merek sepeda. Dengan sepeda merek BMX itulah anak yang akrab disapa Dony itu membawa sejumlah buku. Buku-buku yang akan dibawanya berkeliing ditaruh di dalam kotak bekas minuman ringan yang didapat Dony dari tepian sungai.
Meski hanya bermodalkan sepeda BMX sederhana, tekad dan semangat penggiat literasi cilik ini sangat besar. Seperti tak kenal lelah, ia berkeliling kampung dengan sepeda BMX andalannya untuk meminjamkan buku gratis kepada anak-anak sebayanya di Desa Negeri Agung tempatnya tinggal.
Anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Warsito (36) dan Sri Rahayu (34) yang tinggal di Dusun Sri Agung atau Jokio, Desa Negeri Agung, Gunung Pelindung, Lampung Timur tersebut, mempunyai ide brilian karena ia memang suka membaca. Ia sering kesepian karena membaca buku hanya sendirian di rumahnya.
Ia pun kemudian menjadikan sepeda BMX miliknya menjadi “BMX Pustaka”. Dony mengaku ide membuat “BMX Pustaka” lahir karena terinspirasi Sugeng Haryono, pegiat literasi asal Lampung Selatan yang namanya sudah terkenal secara nasional.
Berawal dari itulah, akhirnya Dony menjadi penggiat literasi dan mulai keliling kampung dengan mengajak teman-teman seusianya dan anak-anak yang ada di kampungnya untuk membaca buku bersama.


Dengan sepeda “BMX Pustaka” itu Dony membawa buku-buku yang didapat dari saudaranya dan juga teman ayahnya, dengan kotak bekas minuman ringan yang ditaruh dibelakang sepedanya.
Meski kegiatan tersebut mengurangi waktu bermainnya dan menjadi rutinitasnya saat ini, Dony merasa senang dan penuh semangat keliling kampung di daerah tempat tinggalnya membawa buku-buku bersama “BMX Pustaka”.
Dony mengaku termotivasi melakukan kegiatan litetasi dan menyalurkan minat bacanya, bukan karena dorongan kedua orangtuanya ataupun orang lain melainkan karena keinginan sendiri dan cita-citanya. Lalu Dony berupaya berupaya agar anak-anak sebayanya yang ada di kampungnya itu, mau membaca bersama-sama untuk menambah ilmu dan wawasan bersama dirinya.
“Awalnya saya mengajak teman-teman sekitar rumah membaca buku di rumah saya. Saya juga pengen keliling kampung pakai sepeda BMX saya untuk bawa buku-buku ini menawarkan baca buku gratis,”ucapnya kepada teraslampung.com.
Karena sepeda BMX miliknya tidak ada keranjang tempat untuk menaruh buku, kata bocah kelas 2 SDN ini, lalu ia berusaha mencari kotak untuk dijadikan tempat buku-buku tersebut. Ia pun girang ketika menemukan kotak kotak bekas minuman ringan di pinggiran sungai tak jauh dari rumahnya.
“Kotak bekas minuman ini saya temukan di pinggir sunga. Lalu saya minta tolong bapak membuat tempat untuk menaruh kotak itu di sepeda BMX,” katanya.
Kemudian, seusai pulang sekolah ia keliling kampung membawa buku dengan sepeda BMX miliknya yang kini menjadi rutinitas dan hobi barunya. Menurutnya, dirinya ingin keliling kampung membawa buku dan meminjamkan secara gratis, supaya ada teman-teman di kampungnya mau dan gemar membaca.
Dony mengatakan, dirinya ingin sekali menjadi pegiat literasi dengan sepeda “BMX Pustaka” tersebut karena terinspirasi dengan Sugeng Haryono, penggiat literasi di Lampung Selatan yang dikenal dengan “Motor Pustaka”. Hal tersebut diketahuinya, setelah dirinya melihat tanyangan acara “Si Bolang” yang menanyangkan “Motor Pustaka” keliling kampung.
Saat ditanya kenapa mau keliling kampung, dan meminjamkan buku gratis kepada anak-anak sebaya di kampungnya?. “Saya kepengen seperti Om Sugeng, keliling kampung bawa buku untuk dibaca bersama. Ya kalau Om Sugeng kan pakai motor, tapi kalau saya pakai sepeda. Saya kelilingya ya cuma di kampung ini aja lah, kalau keluar lebih jauh lagi belum berani soalnya belum tahu jalannya saya,”ucap bocah yang masih polos dan lugu ini.
Bahkan hati kecil bocah yang masih duduk di kelas 2 SDN tersebut, juga berharap bisa bertemu dengan Presiden Joko Widodo.
“Ya Om, saya juga ingin bertemu sama Pak Presiden. Mudah-mudahan saja, Pak Presiden bisa kasih bantuan buku ke saya supaya buku bacaannya tambah banyak. Saya ingin buat “Rumah Baca” di rumah saya,”harapnya.