TERASLAMPUNG.COM — Via belum bisa berkomunikasi dengan pacarnya, Markus Ali. Dia mendapati Markus di ruang perawatan intensif Rumah Sakit Polri Kramat Jati dengan sejumlah selang yang menjaga pria berusia 30 tahun itu tetap hidup. Markus menjadi korban pengeroyokan sejumlah anggota Brimob karena disangka bagian dari massa pelaku kerusuhan 22 Mei.
Baca:
Kondisi Terkini Markus, Pria Diduga Korban dalam Video Brimob Brutal
Bersama Markus ada tiga pemuda lainnya yang ditangkap dengan sangkaan sama dari lokasi yang sama, yakni area parkir Masjid Al Huda, Kampung Bali, Tanah Abang. Karena kondisinya kini, dan keterangan beberapa saksi saat penangkapan 23 Mei lalu, Markus diduga korban pengeroyokan dalam video yang viral.
Hasil foto Tempo di lokasi (kiri) dengan tangkapan layar dari video viral yang beredar (kanan) pada detik ke 00:32 dan 00:39 menunjukkan beberapa kesamaan:
Video dan saksi mengungkap pengeroyokan secara brutal karena korban tak berdaya dan telah meminta ampun tapi kekerasan tetap berlanjut. Polisi belakangan menyebut korban dalam video itu adalah Andri Bibir, 31 tahun, dan kini berada dalam tahanan Polda Metro Jaya. Seperti yang ditunjukkan polisi, kondisi Andri atau Andre jauh berbeda dengan Markus saat ini.
“Saya sudah enggak sanggup lihat Markus di ICU, enggak sanggup nahan air mata,” kata Via pada Rabu 29 Mei 2019. Markus digambarkannya tak sadarkan diri dengan sejumlah selang dan kepala yang telah digunduli.
Via hingga berita ini dibuat mengaku hanya bisa menatap kekasihnya itu melalui kaca di luar ruangan. Dia belum diizinkan masuk oleh rumah sakit. Seorang anggota polisi yang menemuinya meminta bersabar menunggu beberapa hari lagi.
Via sebelumnya telah mencari-cari keberadaan Markus pasca kerusuhan 22 Mei. Keduanya terakhir komunikasi lewat handphone pada malam kerusuhan terjadi, sekitar Pukul 23 WIB. Saat itu, menurut Via, Markus memberi kabar soal kerusuhan pecah di depan Bawaslu RI yang berjarak sekitar 250 meter dari Masjid Al Huda.
Via mengaku langsung meminta Markus pulang ke rumahnya di Kampung Rambutan, Jakarta Timur. “Dia cari jalan tapi diblokade, jadi enggak bisa,” katanya mengisahkan penuturan sang kekasih.
Markus mengungkap gas air mata menghadang dan dia terpaksa menggunakan pasta gigi di sekitar matanya. Terakhir dia mengabarkan tidak bisa ke Kampung Rambutan dan memilih istirahat di lahan parkir. Sangkaan polisi, Markus bersama Andri Bibir dan temannya yang lain membantu massa perusuh menyediakan batu serta air untuk menghindari serangan gas air mata.
Pagi harinya, Via mengaku kembali menelepon Markus dan sempat diangkat. Namun, suara di saluran telepon tidak jelas. Ketika ditelepon kembali, nomor ponsel sudah tidak aktif. Pada pagi yang sama sejumlah anggota Brimob datang menyisir Kampung Bali.