Suminto, salah satu dari enam nelayan Pulau Pasaran, Bandarlampung yang terombang-ambing selama delapan hari di tengah lain dan ditemukan di Enggano, Bengkulu. |
BANDARLAMPUNG, Teraslampung.com– Sementara Rudianto menuturkan, untuk bisa bertahan hidup selanjutnya kami semua minum air laut dan makan ikan mentah yang dibeli sebelumnya. Karena haus yang tak tertahankan, bahkan ia sempat akan meminum air kencing. Diding yang ditaruh di dalam gelas bekas kemasan air mineral. Hal itu karena sebelumnya ia melihat Diding selalu membawa air di dalam aqua gelas.
“Ya saya kira air yang ada di aqua gelas itu air kuller, sebab warna airnya sama. Begitu diletakkan pak Diding di galangan kapal, saya langsung ambil dan minum. Pak Diding melihat, dan melarang saya jangan diminum karena air itu adalah air kencingnya,” kata Rudi. (Baca: Selama Tujuh Hari Terombang-ambing di Laut, Enam Nelayan Lampung Hanya Minum Air Mesin Kapal.
Ternyata, lanjut Rudi, Pak Diding ini sengaja menadah air seninya pakai bekas air mineral kemasan galas. “Air seni itu rencanya mau diminum sendiri oleh Pak Diding setelah tidak ada lagi air yang bisa untuk diminum,” katanya.
Selama dua malam, kata Suminto, para nelayan tidak tahu hari dan tanggal berapa. Mereka melaksanakan sholat malam berjamaah dan berdoa. “Ya, doa kami hanya meminta kami semua tetap diberi selamat, cepat ada pertolongan dan masih bisa diberi kehidupan lagi,”ujarnya.
Suminto mengaku, ketika di tengah ombak yang besar perut sudah terasa sangat lapar dan tidak tertahankan lagi, ia dan kawan-kawannya tiba-tiba melihat ikan bermunculan.
“Jumlah ikannya banyak banget di dekat kapal. Kami pun langsung menangkapnya untuk disantap bersama. Itu terjadi dua hari sebelum kami ditemukan oleh penumpang kapal pemancing ikan tuna KM. Setia Abadi.
“Ini benar-benar kuasa Tuhan. Ikan-ikan itu muncul kok banyak bener. Kami menangkapnya pun sangat mudah. Hanya pakai serokan sudah bisa kami tangkap ikan-ikan itu. Ikannya terus kami bakar pakai kayu seadanya yang ada di kapal, kayu yang untuk duduk yang kami pakai untuk membakar ikan,”kata Suminto.
Hingga pada akhirnya, pada Senin (17/8) pagi pertolongan pun datang, kami melihat ada sebuah kapal. Saat itu juga kami semua memberi tanda pertolongan dengan mengibarkan kain, kapal tersebut kemudian mendekati kapal kami dan langsung memeberikan pertolongan.
Kapal tersebut, kata Suherman, adalah kapal KM Setia Abadi yakni kapal yang membawa rombongan pemancing ikan tuna dari Jakarta. “Kapal yang menolong kami ini adalah, “Kapal Malaikat” bener-bener penolong nyawa kami semua,”ucap Suherman.
Menurut Suherman, didalam kapal itu ada sekitar 15 orang. Setelah kami semua ditolong dengan dipindahkan ke kapal mereka, didalam kapal itu kami semua langsung diberi makan, baju dan sebagainya hingga kami merasa cukup. Didalam perjalanan, nahkoda kapal menghubungi pihak kepolisian air dan memberitahukan bahwa mereka dapat menemukan rombongan kami yang hilang.
“Nakkoda juga meminta nomor telepon. Karena saya ingat nomor telepon istri saya, lalu saya berikan nomor istri saya. Lalu nakhoda itu menghubungi istri saya.Nakhoda memberitahukan kepada istri saya bahwa saya dan kawan-kawan sudah ditemukan. Awalnya istri saya tidak percaya, begitu saya yang bicara baru istrinya langsung percaya kalau saya dan yang lainnya bener-bener sudah ditemukan dan masih hidup semua,”terangnya.
Setelah itu, kata Suherman, kapal yang ditumpanginya ditarik dengan kapal KM Setia Abadi selama sehari semalam hingga akhirnya sampai di perairan Lemong, Pesisir Barat, Selasa (18/8) pagi.
Sebelum kami semua sampai di rumah, baru saja tiba di tempat tersebut kami langsung disambut para petugas kepolisian dari Polsek Pesisir Barat, Polaires Lambar dan Dit Polair Polda lampung.
“Para petugas memberikan pertolongan, dan membawa kami semua di Puskesmas. Kami diberikan pengobatan di Puskesmas. Keesokan harinya, Rabu (19/8) pagi kami diantarkan pulang kerumah dengan dikawal langsung oleh Kapolsek Pesisir Barat, Kasat Polaires Lambar dan komandan kapal polisi dari Dit Polair Polda lampung. Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada petugas yang sudah memberikan pertolongan kepada kami semua,”tandasnya.
Berita Terkait: Delapan Hari Dikabarkan Hilang, Enam Nelayan Bandarlampung Ditemukan di Perairan Bengkulu
Baca Juga: Kisah Lain: Enam Nelayan Lampung Hilang Saat akan Beli Ikan di Pulau Sebesi