KNKT Tak Mau Tanggapi Kemiripan Kasus Lion Air dan Ethiopian Airlines

Pesawat Lion Air. Tempo/Aditia Noviansyah
Pesawat Lion Air. Tempo/Aditia Noviansyah
Bagikan/Suka/Tweet:

TERASLAMPUNG.COM — Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT, Soerjanto Tjahjono, enggan berkomentar banyak mengenai ada tidaknya kemiripan antara kecelakaan Lion Air JT610 dengan Ethiophian Airlane ET302.

“Sesuai dengan data yang dimiliki KNKT saat ini, maka kami tidak dapat memberikan komentar tentang ada atau tidaknya kemiripan antara kecelakaan ET302 dengan JT610,” ujar Soerjanto di Kantor KNKT, Jakarta, Kamis, 21 Maret 2019.
Menurut Soerjanto, dia KNKT juga belum mendapat data kecelakaan penerbangan ET302. Ia baru akan berkomentar mengenai kondisi tersebut setelah melakukan kajian dan analisis berdasarkan data kecelakaan tersebut.

Soerjanto mengatakan lembaganya telah mengajukan penawaran kerja sama investigasi jatuhnya pesawat Boeing 737 Max 8 itu dengan otoritas Ethiophia. Kerja sama itu dimaksudkan untuk keperluan bersama, agar kedua pihak dapat saling melengkapi data kecelakaan guna meningkatkan keselamatan penerbangan.

Kepala Sub Komite Kecelakaan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo menambahkan, ajakan kerja sama itu sudah dikirimkan melalui surat. KNKT juga mengirim pengajuan itu melalui email dan otoritas keselamatan transportasi Amerika Serikat dan Prancis.

Hanya saja, hingga kemarin, Nurcahyo berujar ajakan itu belum berbalas. Kendati, otoritas Ethiophia mengatakan telah menerima pesan tersebut. “Kami menyadari saat ini mereka sedang sibuk, seperti yang kami alami di pekan pertama (kecelakaan),” kata dia.

Sebelumnya, kemiripan dua kecelakaan tersebut diungkapkan oleh pemerintah Ethiopia pada Minggu, 17 Maret 2019, berdasarkan analisa dua kotak hitam pesawat yang jatuh pada 10 Maret 2019 lalu. Persamaan yang diklaim oleh Ethiopia itu karena dua alasan. Pertama, dua musibah itu sama-sama terjadi pada pesawat Boeing 737 Max 8. Kedua, pesawat itu sama-sama jatuh pada menit-menit awal setelah lepas landas atau persisnya setelah pilot melaporkan ada masalah di flight control pesawat.

Tempo.co | Reuters