Hukum  

Komnas HAM Duga Brigadir J Ditembak dari Jarak Berbeda-Beda

Ajudan Kadiv Propam Polri non aktif Irjen Pol Ferdy Sambo, Bharada E tiba di Kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Jakarta, Selasa 26 Juni 2022. Komnas HAM akan meminta keterangan kepada 7 ajudan mantan Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo yang diduga berada di lokasi saat Brigpol J ditembak oleh Bharada E hingga meninggal dunia. TEMPO/Subekti.
Ajudan Kadiv Propam Polri non aktif Irjen Pol Ferdy Sambo, Bharada E tiba di Kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Jakarta, Selasa 26 Juni 2022. Komnas HAM akan meminta keterangan kepada 7 ajudan mantan Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo yang diduga berada di lokasi saat Brigpol J ditembak oleh Bharada E hingga meninggal dunia. TEMPO/Subekti.
Bagikan/Suka/Tweet:

TERASLAMPUNG.COM, JAKARTA — Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menduga Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J ditembak dari jarak berbeda-beda. Temuan itu didapat setelah Komnas HAM meminta keterangan dari tim dokter forensik Polri, Senin, 25 Juli 2022.

“Dari karakter luka, jaraknya memang tidak terlalu jauh. Tetapi ada beberapa karakter jarak yang berbeda-beda,” kata Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam di kantornya, Jakarta, Selasa, 26 Juli 2022.

Anam mengatakan pihaknya juga menemukan bahwa jumlah luka peluru yang masuk ke tubuh Yosua dan keluar dari tubuhnya berbeda. Menurut dia, hal itu disebabkan ada sejumlah peluru yang bersarang di tubuh Yosua dan ada yang menembus.

Anam mengatakan lembaganya masih terus mendalami kasus ini. Hari ini, Komnas memanggil ajudan Inspektur Jenderal Ferdy Sambo, Bharada E, untuk dimintai keterangan. Setelah ini, kata dia, ada sejumlah saksi lainnya dari latar belakang berbeda yang akan dipanggil.

Sebelumnya, Polres Jakarta Selatan pernah mengungkap tentang luka tembak di tubuh Yosua. Hasil autopsi menyatakan ada tujuh luka tembak masuk, enam luka tembak keluar dan satu proyektil bersarang di bagian dada Yosua.

Yosua tewas dalam baku tembak dengan Bhayangkara Dua Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E di rumah Ferdy Sambo. Versi polisi, baku tembak itu terjadi karena Yosua disebut berusaha melecehkan istri Ferdy. Bharada E mendengar istri Ferdy berteriak. Dia turun dan melihat Brigadir J keluar dari kamar istri Ferdy, lalu terjadilah baku tembak.

Pihak keluarga tak mempercayai cerita polisi ini. Pasalnya, mereka menemukan sejumlah luka sayatan di tubuh Yosua yang bukan berasal dari luka tembakan. Selain itu, keluarga juga mencurigai soal hilangnya tiga telepon seluler pria berusia 28 tahun itu yang belakangan hanya ditemukan dua.

Keluarga mencurigai adanya upanya pembunuhan berencana terhadap Yosua. Mereka pun sempat melaporkan masalah ini ke Komnas HAM sehingga akhirnya Choirul Anam cs turun tangan.

Pihak Keluarga Brigadir J pun meminta autopsi ulang dilakukan oleh tim independen. Autopsi ulang ini rencananya akan dilakukan pada Rabu besok, 27 Juli 2022.

TEMPO