Zainal Asikin/Teraslampung.com
Kompol Dery Agung Wijaya (tengah) |
BANDARLAMPUNG – Meski belum sadarkan diri dua anggota Tekab 308 Polresta Bandarlampung, Aiptu Safriansyah dan Brigadir Dwi Septanto yang mengalami beberapa luka tusukan yang dilakukan pelaku Asep Pratama alias Sujana alias Tama (27) kini berangsur membaik. Keduanya kini
masih mendapatkan perawatan intensif di ruang ICU Rumah Sakit Imanuel, Bandarlampung.
Kasat Reskrim Polresta Bandarlampung Kompol Dery Agung Wijaya mengatakan, meski dua anggotanya belum sadarkan diri, namun keadaan keduanya berangsur membaik dan masih dilakukan perawatan intensif akibat luka tusuk yang dialaminya.
“Ya keduanya sudah mulai stabil, hanya tensi darahnya saja yang masih rendah. Sampai saat ini, memang belum sadarkan diri dan masih berada di ruang ICU. Tadi siang saya cek belum sadar, sore nanti saya mau cek lagi kesana, kalau sudah sadar baru akan dipindahkan ke ruangan,”kata Dery, Sabtu (7/11).
Dery menuturkan, sementara untuk jenazah Asep Pratama alias Sujana pelaku penusukan dua anggota tekab 308 yang juga merupakan DPO pelaku pembunuhan terhadap Septian Adhie Rokhie (21), mahasiswa Akademi Keperawatan (Akper) Bunda Delima telah diambil oleh pihak keluarganya.
“Jenazahnya sudah diambil pihak kelurganya, pada Jumat (6/11) siang kemaren sekitar pukul 13.00 WIB di Rumah Sakit Umum Abdoel Moeloek (RSUAM),”ujarnya.
Terpisah, petugas forensik Rumah Kakit Umum Abdoel Muluk, Amry Tua Manik saat dikonfirmasi melalui ponselnya mengatakan, Asep Pratama alias Sujana alias Tama terdapat 12 luka terbuka disekujur tubuhnya. Luka tersebut diantaranya, luka terbuka dibagian perut dan dada, empat luka dibagian lengan kanan, tiga dibagian punggung dan satu luka terbuka di bagian kepala.
“Tapi saya tidak bisa menyimpulkan dan menjelaskan mengenai 12 luka terbuka itu, dugaan saya luka itu karena sempat terjadinya duel antara Asep dengan anggota polisi,”ujar Manik kepada teraslampung.com.
Sementara menurut keterangan salah seorang anggota polsi Polresta Bandarlampung yang enggan disebutkan namanya menuturkan, Asep memang tewas dengan 12 luka terbuka di ubuhnya. Yakni empat luka di bagian lengan kanan, tiga di bagian punggung dan satu luka terbuka di bagian kepala.
“Kalau luka tembaknya, satu di bagian dada sebelah kanan dekat perut, di punggung satu dan di lengan kanannya dua. Untuk luka lainnya, karena sempat terjadi duel saat tersangka akan ditangkap petugas dan berusaha kabur,”ujarnya kepada teraslampung.com.
Dikatakannya, tersangka Asep ini memang bener-bener sudah siap untuk menghabisi angota yang akan menangkap dan membawanya. Sebab, tersangka sudah siap dengan badik yang diselipkan di pinggangnya. Saat akan dibawa, tersangka Asep tiba-tiba langsung menghujamkan badik itu ke
perut Aiptu Safriansyah. Lalu tersangka menghujamkan badik itu lagi, secara membabi buta ke tubuh Brigadir Dwi Septanto hingga lima luka tusukan.
“Melihat tersangka melawan dan melakukan penusukan terhadap petugas, sehingga petugas lain yang ikut melakukan penggrebekan mengambil tindakan tegas dengan menembak tersangka,”terangnya.
Menurutnya, selain sebagai DPO pelaku pembunuhan mahasiswa Akademi Keperawatan (Akper), tersangka Asep juga merupakan seorang residivis kasus pencurian dengan pemberatan (curat) dan penganiayaan. (Baca: Badik yang Dipakai Asep Menusuk Dua Polisi Pernah Dipakai Asep Membunuh Mahasiswa Asal Kotabumi).
Aksi kriminalitas yang dilakukan tersangka Asep, lanjut dia, memang banyak tidak hanya dua atau tiga saja melainkan ada beberapa TKP tindakan pidana yang dilakukan Asep di Kota Bandarlampung.
“Asep ini orangnya memang sangat licin setiap kali mau ditangkap, dan terkenal sadis saat melakukan aksi pencurian. Tersangka tidak segan-segan melukai bahkan membunuh korbannya jika
melawan,”terangnya.