TERASLAMPUNG.COM–Jurnalis perempuan asal Aceh, Nany Afrida, terpilih menjadi Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia periode 2024-2027 dalam Kongres XII didadakan di Palembang, Sumatera Selatan, pada Minggu (5/5/2024) malam.
Mantan jurnali The Jakarta Post yang kini menjadi Pemimpin Redaksi independen.id itu maju dalam pemilihan berpasangan dengan Bayu Wardhana (editor RRI.co.id) sebagai Sekretraris Jenderal (Sekjen) AJI Indonesia.
Mantan jurnalis harian Serambi Indonesia ini juga, sebelumnya menjabat sebagai Ketua Bidang Gender, Anak dan Kelompok Marjinal AJI Indonesia.
Nany Afrida, merupakan jurnalis perempuan pertama asal Aceh yang terpilih sebagai Ketua Umum (Ketum) AJI Indonesia.
Sebelumnya, putra pertama Aceh yang juga pernah menjadi Ketua Umum AJI Indonesia yakni Nezar Patria pada periode 2008-2011. Kini, Nezar Patria menjadi Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) RI.
Dalam pemilihan, pasangan nomor urut 1 Nany Afrida-Bayu Wardhana menang mutlak dengan perolehan 90 suara elektoral dari total 217 suara elektoral mengalahkan tiga pasangan lainnya.
Sedangkan pasangan nomor urut 2, Aloysius Budi Kurniawan alias Wawan ABK (redaktur Harian Kompas) dan Iman Dwianto Nugroho (Editor CNN TV) memperoleh 42 suara elektoral.
Kemudian pasangan nomor urut 3, Ika Ningtyas Unggraini (editor Cek Fakta Tempo) atau Sekjen AJI Indonesia periode 2021-2024 dan Laban Abraham Laisila alias Nyonyo (kepala Newsroom Narasi TV) atau Ketua Bidang Dana dan Usaha AJI Indonesia periode 2021-2024 memperoleh 48 suara elektoral.
Pasangan nomor urut 4, Edy Can (Manager Produksi Berita CNN TV) atau Ketua Bidang Pendidikan, Etik dan Profesi AJI Indonesia periode 2021-2024 dan Asep Saefullah (Pemimpin Redaksi ekuatoral.com) memperoleh 37 suara elektoral.
Proses pemungutan suara tersebut berlangsung online, dengan ketentuan satu anggota AJI memiliki satu suara (one man one vote).
Pasangan Nany Afrida-Bayu Wardhana, sah menjadi Ketua Umum dan Sekjen AJI Indonesia periode 2024-2027 setelah Berita Acara Panitia Pemilu AJI ditetapkan oleh pimpinan sidang. Nany Afrida-Bayu Wardhana, menggantikan Sasmito Madrim-Ika Ningtyas Unggraini Ketum dan Sekjen AJI sebelumnya.
Kongres AJI XII ini, dihadiri lebih 200 peserta anggota AJI dari berbagai AJI Kota/Kabupaten seluruh Indonesia. Kongres berlangsung secara hybrid, dan disiarkan secara live online maupun on the spot.
Berbagai acara digelar selama kongres tersebut berlangsung, mulai dari Festival media (Fesmed), lalu seminar mengenai tantangan-tantangan jurnalisme mutakhir, festival fact check nasional, dan pameran produk cindera mata.
Rangkaian Kongres XII AJI Indonesia yang didadakan di Palembang, Sumatera Selatan pada tanggal 2-5 Mei 2024 ini, berjalan lancar dan tidak ada hambatan atau kendala.
Usai terpilih, Nany Afrida-Bayu Wardhana menyampaikan pada masa kepemimpinannya sebagai Ketum dan Sekjen AJI Indonesia 2024-2027, berjanji memperjuangkan kesejahteraan jurnalis dan kemerdekaan pers yang lebih baik.
“Prioritas utama kepemimpinan kami, yakni memperkuat keorganisasian AJI Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia,”kata dia, Minggu (5/5/2024) malam.
Nany mengatakan, AJI Kabupaten/Kota adalah sebagai tiang atau pondasi, sehingga perlu upaya untuk mewujudkan kemandirian mereka. Hal ini sangat penting, karena berkaitan dengan kesejahteraan dan profesionalitas para jurnalis terutama para anggota AJI di Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia.
“Untuk kemandirian AJI Kabupaten/Kota, kami akan mendengarkan semua keinginan, kelebihan dan kekurangan mereka. Setelah itu, kita akan menyusun program untuk mewujudkan kesejahteraan dan profesinoalitas jurnalis,” kata mantan redaktur Anadolu, media Turki, itu.
Nany juga menegaskanakan, pihaknya akan fokus mengadvokasi produk-produk hukum yang belum cocok dengan isu kemerdekaan pers serta mengadvokasi jurnalis yang terjerat kasus hukum.
Untuk mewujudkan kemerdekaan pers yang lebih baik, lanjutnya, ada tiga strategi utama yang akan diterapkan, yakni dialog atau diplomasi, pendidikan pers atau sosialisasi dan pergerakan atau aksi. Hal itu harus dilakukan bersama dengan segenap organisasi pers lainnya, kelompok masyarakat dan Dewan Pers.
“Tidak bisa diperjuangkan sendirian isu kemerdekaan pers ini. Tentunya, kita harus bergerak bersama-sama,” katanya.
Sementara Ketua Umum (Ketum) AJI Indonesia periode 2021-2024, Sasmito Madrim, mengapresiasi proses pemilihan Ketum dan Sekjen AJI AJI Indonesia periode 2024-2027 berlangsung dengan sistem demokrasi yang baik.
“Kami berharap, Ketum dan Sekjen AJI yang baru terpilih bisa fokus mendorong kesejahteraan dan profesionalisme serta kemerdekaan pers yang lebih baik,”kata dia.
Menurutnya, berdasarkan survei AJI, penghasilan jurnalis di Indonesia sekitar 50 persen atau masih dibawah upah minimum provinsi masing-masing. Hal ini, tentu akan berpengaruh terhadap kinerja jurnalis dan kepentingan publik. Terutama, terkait profesionalitas mereka (jurnalis).
“Jurnalis yang tidak independen akan melahirkan berita yang berpihak, sehingga merugikan masyarakat luas,”ungkapnya.
Selain itu, Sasmito juga meminta bahwa isu kekerasan terhadap jurnalis untuk terus dikawal. Pasalnya hingga kini, masih ada aparat keamanan yang melakukan pembiaran terhadap kasus-kasus kekerasan terhadap jurnalis.
“Semoga Ketum dan Sekjen AJI yang baru, bisa menemukan terobosan terkait isu itu (kemerdekaan pers). Sepanjang kita solid, tentunya kita bisa berjuang bersama mengawal indeks kemerdekaan pers tersebut,”tukasnya.
Pertama Kali Pemilihan Secara Langsung
Kongres XII AJI Indonesia yang didadakan di Palembang, Sumatera Selatan pada 2-5 Mei 2024 menjadi sejarah baru bagi AJI. Selain rekor pasangan calon (Paslon) terbanyak sepanjang sejarah pemilihan Ketum dan Sekjen AJI Indonesia dalam agenda tiga tahunan tersebut, Kongres di Palembang juga untuk pertama kalinya pemilihan Ketum dan Sekjen AJI Indonesia dilakukan secara online sehingga dapat diikuti semua anggota AJI yang sudah tercatat dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT).
Dalam kongres-kongres sebelumnya, pemilihan Ketum dan Sekjen AJI Indonesia dilakukan oleh delegasi saja dalam kongres.
Kongres AJI Indonesia XII diikuti 39 dari 40 AJI Kota yang ada di Indonesia dengan jumlah keseluruhan DPT sebanyak 1.568. Sedangkan jumlah anggota AJI Indonesia yang login untuk menggunakan hak pilihnya sebanyak 1.226 anggota.
Terpilihnya Ketum dan Sekjen AJI Indonesia periode kali ini (2024-2027), ditentukan melalui perolehan suara elektoral.
Sistem elektoral ini, yakni dimana total suara elektoral yang diperebutkan sebanyak 218 dari 39 AJI Kota di seluruh Indonesia. Elektoral, merupakan sistem proporsionalitas suara dalam pengambilan keputusan dalam Kongres AJI, dan telah diberlakukan sejak Kongres AJI Indonesia pada tahun 2000 lalu.
Penerapan sistem ini, memastikan bahwa AJI Kota yang memiliki jumlah anggota lebih sedikit memiliki bobot suara (dalam konteks Pemilu AJI memiliki bobot elektoral) yang lebih besar, sehingga tetap bisa mewarnai dan menetukan arah perjuangan AJI Indonesia.
Sistem proporsionalitas suara, memastikan keputusan organisasi AJI merupakan representasi sebanyak mungkin AJI Kota.
Zainal Asikin | Teraslampung.com