Kubu Prabowo: Agum Gumelar Tutupi Informasi Penculikan Aktivis

Agum Gumelar adalah anggota Dewan Kehormatan Perwira yang merekomendasikan Prabowo dipecat dari militer pada 1998. Prabowo kala itu melakukan tindakan di luar kewenangannya. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Bagikan/Suka/Tweet:

TERASLAMPUNG.COM — Juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo – Sandiaga, Ferdinand Hutahaean, mempertanyakan sikap Agum Gumelar soal lokasi kuburan aktivis yang dibunuh pada 1997/1998. Agum dianggap menyembunyikan informasi terkait kejahatan yang dia ketahui.

Baca: Nyanyian Agum Gumelar Soal Penculikan 1998 dan Pemecatan Prabowo

“Semestinya dia memberikan masukan dan pertimbangan kepada Presiden Jokowi untuk mengadili perkara ini,” kata Ferdinand kepada Tempo, Rabu, 13 Maret 2019.

Dalam sebuah video yang beredar, Agum Gumelar bicara tentang kesalahan Prabowo dalam penculikan dan penghilangan aktivis 1997/1998. Mantan atasan Prabowo itu mengaku tahu di mana para aktivis dihilangkan dan lokasi pembuangan mereka.

Agum Gumelar mengaku bicara dari hati ke hati dengan anggota Tim Mawar–tim yang diduga melakukan penculikan dan penghilangan paksa aktivis. “Ketika dari hati ke hati dengan mereka, di situlah saya tahu di mana matinya orang-orang itu, di mana dibuangnya, saya tahu detail,” kata Agum dalam video yang diunggah Ulin Niam Yusron di akun Facebooknya, Ahad, 10 Maret 2019.

Ferdinand mengatakan, dalam konteks hukum pidana, Agum Gumelar bisa dihukum lantaran dianggap menutupi atau menyembunyikan informasi terkait kejahatan yang dia ketahui. Dia juga menilai Agum bicara isu basi yang kerap diulang saat pilpres dan tak etis dalam kapasitasnya sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden.

“Saya pikir Agum Gumelar sedang berbicara tentang isu basi yang sudah usang. Itu yang pertama. Yang kedua, posisi Agum Gumelar sebagai Wantimpres mestinya dan tidak sepatutnya bicara tentang politik seperti ini,” kata Ferdinand.

Ferdinand mengatakan, seorang Wantimpres harusnya melontarkan hal-hal yang bijak. Jika ingin bicara politik, kata politikus Demokrat ini, Agum sebaiknya mundur dulu dari jabatannya sebagai Wantimpres.

Tempo.co