TERASLAMPUNG.COM — Situasi tak menentu melanda Turki, menyusul terjadinya aksi kudeta militer atas pemerintahan Presiden Erdogan, Kamis waktu setempat (15/7).
Sebuah helikopter militer Turki dilaporkan telah mendarat di utara Yunani dengan ditumpangi delapan orang yang meminta suaka politik.
Belum diketahui identitas orang-orang tersebut, tetapi mereka adalah pendukung upaya kudeta yang berhasil digagalkan oleh pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Helikopter ini dilaporkan mendarat di Kota Alexandroupolis di wilayah utara Yunani. Pemerintah Turki meminta agar para peminta suaka itu diserahkan ke Turki.
Sementara itu, sekitar 2.800 tentara Turki, termasuk sejumlah perwira tinggi, telah ditangkap karena dianggap terlibat upaya kudeta, kata Perdana Menteri Turki Binali Yildirim.
Dalam keterangannya kepada pers, Binali Yildrim menyebut korban tewas terkait upaya kudeta yang gagal itu terus bertambah.
Sampai berita ini dituliskan, lebih dari 161 orang tewas, sementara yang terluka sekitar 1.440 orang. Mereka sebagian besar adalah warga sipil.
Perdana Menteri Turki, Binali Yildirim, menggambarkan upaya kudeta pada Jumat (15/07) malam itu sebagai noda hitam dalam demokrasi Turki.
Dia mengatakan, orang-orang yang mengambil bagian dalam kudeta tersebut sebagai kelompok teroris dan lebih buruk dari organisasi militan Kurdi atau PKK.
Kepada pers, Binali Yildirim juga secara tidak langsung menuduh sosok ulama yang mengasingkan diri ke AS, Fethullah Gulen, sebagai otak di balik upaya kudeta tersebut.
Gullen, berusia 70-an tahun, pernah menjadi teman dekat Erdogan. Belakangan Erdogan menuding Gullen mencoba menggulingkannya.
Sumber: bbc.com