TERASLAMPUNG.COM–Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) dan Transmigrasi, Yandri Susanto melakukan kunjugan kerja di Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung, untuk memetakan desa-desa yang akan menjadi penyuplai program makan siang bergizi, Sabtu (16/11/2024).
Kunjungan tersebut, merupakan bagian dari agenda koordinasi pelaksanaan program pendampingan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa yang menjadi prioritas utama Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi.
Dalam kunjungannya di Pekon (Desa) Sriwungu, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Pringsewu, Mendes PDT dan Transmigrasi, Yandri Susanto mengatakan, kunjungan ini, sebagai wujud komitmen Kemdes PDT dan Transmigari beserta Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa dan seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama dalam upaya percepatan pembangunan.
Mendes Yandri pun menekankan, bahwa desa-desa di seluruh Indonesia akan menjadi tulang punggung swasembada pangan, swasembada energi, makan bergizi dan hilirisasi melalui BUMDes dan UMKM. Hal ini sejalan dengan program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yakni membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pengentasan kemiskinan.
“Desa-desa ini akan berfungsi sebagai titik hilir program makan siang bergizi melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di masing-masing desa. Dengan begitu, ada peluang besar setiap desa melalui BUMDes dengan memanfaatkan lahan yang ada,”kata Yandri, Sabtu (16/11/2024).
Dalam menyambut program makan siang bergizi, kata Mendes Yandri, seluruh BUMDes yang ada dapat berpartisipasi menyiapkan bahan baku untuk program makan siang bergizi tersebut.
“Jangan sampai Pekon (Desa) yang ada di Kabupaten Pringsewu ini pasif atau hanya menjadi penonton dan penikmat dari program makan siang bergizi, mengingat program ini banyak bahan-bahan yang akan dibutuhkan,”ujarnya.
Selain itu, Mendes Yandri juga meminta agar semua desa mengidentifikasi potensi yang dimiliki, dan melalui BUMDes untuk ikut berpartisipasi dalam menyiapkan bahan baku makan siang bergizi seperti penyediaan tomat, jagung, ikan, telur, ayam dan lainnya. Ia pun menegaskan, pentingnya partisipasi aktif dari desa-desa.
“Dengan begitu, ada peluang besar setiap desa melalui BUMDes-nya, dengan memanfaatkan lahan yang ada. Jangan sampai desa-desa menjadi pasif atau menjadi penonton. Jadi bahan bakunya, jangan sampai dari luar Kabupaten Pringsewu,”ungkapnya.
Ia pun berharap, dengan program makan siang bergizi ini, dapat mendorong kemajuan desa-desa dan menciptakan putaran ekonomi yang sangat menjanjikan.
Kabupaten Pringsewu Diharapkan Swasembada Pangan
Selain itu Mendes Yandri mengharapkan agar Kabupaten Pringsewu dapat swasembada pangan, bukan hanya swasembada padi, namun bisa juga jagung, palawija dan lainnya. Oleh karena itu, Ia meminta Bupati, Camat dan Kepala Desa (Kades) untuk memetakan potensi-potensi yang dimiliki masing-masing desa serta menonjolkan spesifikasi dari masing-masing desa yang ada.
“Apalagi di Pekon (Desa) Sriwungu ini sudah ada upaya untuk pemanfaatan lahan, misalnya dengan sistem tumpangsari,”kata dia.
Dalam memetakan dan menonjolkan potensi desa, lanjutnya, bisa dibuat secara tematik, misalnya untuk desa tertentu khusus menonjolkan tomat, ada juga cabai, ikan mas dan lain sebagainya. Sehingga dari 126 Pekon (Desa) yang ada di Kabupate Pringsewu ini, akan bisa saling melengkapi nantinya.
“Jika semua Pekon (Desa) menanam cabai atau tomat semua, bisa menimbulkan inflasi dan harganya tidak bagus serta bisa merugikan petani itu sendiri,”terangnya.
Kunjungi Destinasi Wisata Dikelola BUMDes
Dalam kesempatan ini, Mendes Yandri meninjau Taman Wisata Tirta Asri yang terletak di Pekon (Desa) Sriwungu, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Pringsewu. Taman Wisata ini, dikelola oleh BUMDes Jaya Makmur Desa Sriwungu yang menjadi salah satu sumber dari pendapatan desa (PADesa).
Bahkan BUMDes tersebut, memberdayakan masyarakat dengan menyediakan tempat untuk berjualan makanaan dan minuman di dalam lokasi taman wisata, sehingga meningkatkan peran serta masyarakat sekaligus masyarakat bisa menikmati manfaat dari keberadaan objek wisata yang ada di Pekon (Desa) tempat mereka tinggal.
Taman Wisata Tirta Asri ini dijadikan pilihan untuk mengisi hari libur bersama keluarga dengan adanya sejumlah fasilitas seperti saung Kampoeng Asri, kolam renang, tempat karaoke keluarga, tempat bermain anak-anak, mushola dan tersedia juga Aula yang bisa digunakan untuk kegiatan rapat, pelatihan dan lainnya hingga fasilitas WiFi.
“Taman Wisata Tirta Asri ini bagus sekali, ini merupakan sebuah inovasi yang luar biasa dan dapat mengurangi pengangguran dan meningkatkan pendapatan desa (PADesa),”kata Mendes Yandri.
Ia mengatakan, keberadaan BUMDes ini dapat dimaksimalkan, agar lebih profesional. Membangun desa, menurutnya, tidak mesti menggunakan dana desa, APBN atau APBD.
“Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Pekon (Desa) di Kabupaten Pringsewu bisa meniru Desa Kembang Belor, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur membuat desa wisata tanpa menggunakan dana desa (DD) dan APBD,”pungkasnya.
Diketahui, Kabupaten Pringsewu memiliki luas wilayah 625 km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 406.823 jiwa yang tersebar di 126 Pekon (Desa) serta 5 Kelurahan dalam 9 Kecamatan.
Semua Pekon (desa) di Kabupaten Pringsewu telah membentuk BUMDes, sehingga saat ini terdapat 126 BUMDes, diantaranya 9 BUMDes kategori maju, 61 BUMDes kategori berkembang, 16 BUMDes kategori pemula dan 40 BUMDes kategori perintis.
Selain itu terdapat 3 BUMDesma, 1 BUMDesma kategori maju, 1 BUMDesma kategori berkembang dan 1 BUMDesma kategori perintis. Dari beberapa BUMDes tersebut, saat ini baru 49 BUMDes yang sudah berbadan hukum dan sisanya sedang dalam proses fasilitasi.
Zai I Teraslampung.com