Zainal Asikin/Teraslampung.com
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memeriksa senjata api rakitan yang diserahkan warga di beberapa daerah di Lampung kepada Korem Garuda Hitam, di halaman Makorem Gatam, Selasa (26/4). |
BANDARLAMPUNG– Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyatakan, penyelesaian konflik yang terjadi di Indonesia sering tidak tuntas, sehingga terjadi konflik sosial yang berkepanjangan. Hal itu dikarenakan, dalam penyelesaiannya tidak sampai ke akar-akarnya.
“Aparatur negara hanya berupaya meredam konflik yang terjadi. Namun tidak menyelesaikannya. Penanganan konflik seharusnya sampai ke akarnya dengan menggunakan metode antropologi budaya,”kata Panglima TNI ketika memberikan pengarahan kepada prajurit TNI di Makorem Garuda Hitam, Selasa (26/4).
Menurut Panglimaa, banyak terjadinya konflik sosial yang berkelanjutan karena aparatur negara baik itu dari TNI, Polri serta pemerintah daerahnya yang menyatakn bahwa dua kampung yang terjadi konflik dianggap selesai dan berdamai kalau sudah berjabatan tangan.
“Hal seperti itu, belum bisa dikatakan selesai. Cara menyelesaikannya harus dengan antropologi budaya. Kalau tidak diterapkan dan mencari akar permasalahannya, pasti akan timbul lagi masalahnya,”kata Panglima TNI.
Dalam penanganan konflik di Lampung, berkesinambungan dan ditunjukkan juga oleh Kapolda Lampung, Brigjen Pol Ike Edwin dengan menggunakan program kearifan lokal, anjau silau dan program lainnya untuk menyelesaikan berbagai masalah sampai ke akarnya.
Usai memberikan pengarahan, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo di dampingi Danrem 043 Gatam Kolonel Inf Joko Putranto, beerkesempatan untuk melihat puluhan pucuk senjata api rakitan jenis laras pendek dan panjang, ratusan butir amunisi dan bom hasil sitaan dan penyerahan dari masyarakat kepada Korem 043 Gatam dan Jajarannya di Lapangan Makorem 043 Gatam.