Lagi, Satu Korban Pembacokan ODGJ di Bandarlampung Meninggal

Suasana pemakaman Almarhumah Umiyati di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sukarame, Kota Bandarlampung.
Suasana pemakaman Almarhumah Umiyati di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sukarame, Kota Bandarlampung.
Bagikan/Suka/Tweet:

TERASLAMPUNG.COM, BANDARLAMPUNG — Pembacokan terhadap satu keluarga oleh orang dalam gangguang jiwa (ODGJ) di Pulau Singkep, Kelurahan Sukabumi, Kota Bandarlampung pada 14 Agustus 2022 lalu kembali memakan korban jiwa. Umiyati (50)0, salah satu korban pembacokan,  meninggal dunia pukul 03.30 Wib, Sabtu 10 September 2022. Ia sempat dirawat selama dua minggu di rumah sakit akibat lukanya yang sangat parah.

Menurut keterangan pihak keluarga, Luki, korban meninggal pada pukul 03.30 dini hari di kediamannya. Sebelumnya korban sempat menjalani kontrol kesehatan di RS Imanuel dan almarhumah juga sempat dirawat di rumah sakit itu selama dua pekan.

“Semalam jam 10 sempat kontrol ke Rumah Sakit Imanuel. Kondisinya sudah lumayan membaik, sudah bisa interaksi sedikit, seperti menggerakkan jari dan mengedipkan mata. Tapi kalau makan masih lewat selang di tenggorakan,” kata Luki di TPU, Sukarame, Bandarlampung. 10/22

Korban sempat menjalani perawatan di rumah setelah dinyatakan membaik oleh dokter. Menurut Luki pihak RS Imanuel  berkoordinasi dengan Puskesmas setempat untuk membantu merawat pasien di rumah.

“Almarhum pulang Selasa kemarin. Kata dokter almarhum bisa dirawat di rumah dibantu perawat puskes. Katanya kalau lerlalu lama di rumah sakit dikhawatirkan kena penyakit lain. Selain itu kalau di rumah pasien bisa istirahat lebih tenang,” jelasnya.

Selain itu menurut keterangan adiknya, Dede (35), kesehatan almarhum sempat dinyatakan membaik oleh dokter setelah dibolehkan pulang.

“Pas kontrol semalam memang kata dokter sudah banyak perubahan, sudah bisa mengerakkan jari, mata sudah melirik kanan, kiri, menangis. Bahkan disarankan duduk oleh dokter, tetapi belum dicoba,” katanya.

Dede mengatakan semenjak kejadian itu almarhum belum sempat melihat anaknya Muhammad Firdaus (34), yang juga korban pembacokan. Firdaus meninggal lebih dulu setelah menjalani operasi di bagian kepala

“Dia nangis mungkin mau nanya anaknya di mana, bagaimana keadaannya. Cuma ya belum bisa ngomong. Hanya keluar air mata saja. Anaknuya yang kecil masih dirawat di RS Imanuel. Ia trauma dan tidak mau pulang ke rumah. PPA Lampung yang katanya mau datang sampai sekarang tak ada kabarnya,” katanya.

Dandy Ibrahim