Supriyanto/Teraslampung.com
Bupati Lampung Tengah H.A.Pairin,S.SoS, melapas peserta rombongan PENAS Lampung Tengah ke PENAS KTNA XIV di Kabupaten Malang, Juni 2014 lalu. |
GUNUNGSUGIH-Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah, segera menginventarisir potensi daerah menyongsong pasar bebas masyarakat Asean (MEA) yang akan berlaku pada tahun 2015 mendatang. Karena pasar bebas Asean tersebut akan menciptakan kompetisi semakin berat, bukan saja terhadap arus barang dan jasa juga tenaga kerja yang profesional.
Bupati Lampung Tengah A.Pairin, menegaskan segera akan mengumpulkan semua kepala dinas, terutama dinas yang akan berkaitan langsung dengan segala persoalan di pasar bebas Asean tersebut.
Setidaknya kata Bupati, Lampung Tengah sudah menyiapkan beberapa komoditi yang siap untuk bersaing, termasuk menyiapkan kualitas sumber daya manusia (SDM) agar siap memesuki persaingan di bursa kerja tingkat Asean.
”Saya akan segera mengudang para kepala dinas yang relevan dengan kemungkinan pasar bebas Asean. Kita akan segera focus kepeda peningkatan produk unggulan, kalaupun tidak untuk memasuki pasar global Asean, setidaknya bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.,”kata Pairin, Selasa (7/10).
Saat ini untuk meningkatkan produk unggulan, lanjut Bupati, ketika arus pasar bebas Asean berlaku, kita tidak usah berpikir dulu untuk persaingan pasar luar negeri, setidaknya kita sudah siap dulu bersaing dengan produk unggulan daerah lain di Indonesia. Lampung Tengah mempunyai potensi yang mungkin tidak semua daerah memiliki potensi itu, atau tidak sebagus potensi yang dimiliki Lampung Tengah.
”Untuk pengembangan produk unggulan kita punya motto Bumi Disuka yakni Bumi Padi Sapi dan Ubikayu,” katanya.
Lampung Tengah sudah terkenal dengan komoditas ubi kayu, walaupun produksi ubi kayu selama ini lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan industri. Tapi setidaknya Lampung Tengah sudah memiliki komoditas unggulan dan petani bisa meningkatkan pendapatan dengan budidaya ubi kayu. ”Harga ubi kayu saat ini masih dikisaran Rp1000 perKg, dengan harga ini saja masih bisa memberikan pendapatan petani,”katanya.
Ke depan kata Bupati, pihaknya akan berusaha meningkatkan produksi ubi kayu per hektar dari 30 ton perhektar (Ha) bisa mencapai lebih dari 30 ton. Dengan produksi 30 ton per Ha selama sebilan bulan, sedikitnya petani bisa mengantongi uang hasil jerih payahnya mencapai Rp20 juta.
”Bila produksi bisa di tingkatkan melebih tiga puluh ton artinya kita juga sudah meningkatkan pendapatan petani, itu harapan kita, ”katanya.
Untuk pengembangan ubikayu, ungkap Pairin, juga sudah ada perusahaan yang menawarkan bibit unggul singkong untuk konsumsi atau tidak beracun. Dari singkong tidak beracung ini tentunya dapat dikembangkan menjadi produk olahan, sehingga Lampung Tengah memiliki varian penganan berbahan baku singkong yang beragam.
”Produksi makanan tingkat rumahan ini bisa bisa memenuhi berbagai sentra jajan di Lampung, atau sebagai jajanan khas Lampung Tengah. Kalau bisa harus menciptakan penganan olah singkong yang tidak banyak dimiliki oleh daerah lain,”katanya.
Pairin juga bertekad meningkatkan produksi sapi sebagai unggulan daerah, sehingga Lampung tengah tetap menjadi salah satu sentra sapi di Lampung. Berbagai kemudahan, kata Pairin, akan diberikan kepada investor yang mau membuka usaha penggemukan sapi di Lampung Tengah.
”Untuk menghadapi pasar bebas MEA, produk unggulan Lamteng Sapi dan Ubikayu, akan ditingkatkan baik kapasitasnya maupun kualitasnya, apa lagi kedua komoditas ini saling berkaitan untuk dikembangkan,” katanya.
Limbah ubi kayu bisa dimanfaatkan menjadi pakan ternak. Oleh karena itu, populasi penggemukan sapi akan lebih ditingkatkan, bukan meningkatkan populasi bakalan karena tidak mempunyai cukup lahan. Sebab untuk membuat bakalan, dibutuhkan lahan yang luas bagi tersedianya tanaman hijauan sebagai pakan pokok indukan sapi yang akan dijadikan bakalan. Sebab, untuk mendapatkan bakalan sapi yang baik dan sehat indukan sapi tidak boleh diberi makan dengan pakan buatan, tapi harus pakan hijauan murni.
”Saya sudah melakukan uji coba kepada beberapa petani untuk membuat bakalan dimana indukan diberi pakan buatan bukan pakan murni hijauan, ternyata tidak satu pun anak sapi yang hidup, kesimpulannya untuk membuat bakalan induk sapi harus diberi pakan hijauan murni, kalau tidak akan gagal,”katanya.
Selama ini wilayah yang telah menjadi kawasan penggemukan adalah Kecamatan Punggur, Kecamatan Terbanggibesar, dan Kecamatan Seputih Agung, serta Bekri. Animo masyarakat Lampung Tengah untuk usaha penggemukan sapi sudah cukup meningkat, mereka mencari bakalan dan membuat pakan sendiri. ”Pasar sapi dari Lampung Tengah masih terbuka cukup luas, seperti ke Palembang, Padang, Jambi dan Jakarta, ini yang mendorong petani melakukan pengemukan sapi sebagai usaha tambahan selain bertani,”katanya.
Untuk mendukung tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan mampu bersaing di bursa kerja tingkat Asean, Pemkab Lampung Tengah akan mendukung peningkatan kualitas SDM melalui program beasiswa ke luar negeri.
Akhir September 2014 lalu, Kepala Dinas Pendidikan Lampung Tengah Sarjito, Kepala SMKN 2 Terbanggibesar Joni Syarif, dan Ketua Komite sekolah SMKN 2 Terbanggibesar yang juga anggota DPRD Lampung Tengah Sumarsono, telah melakukan lawatan ke Korea, untuk menjajaki kemungkinan kerjasama di bidang pendidikan dengan SMKN 2 Terbanggibesar.
Kerjasama yang diharapkan berupa perakitan hand traktor dan bea siswa bagi siswa SMKN 2 ”Mudah-mudahan tahun depan kerjasama itu sudah bisa dilaksanakan. Tahun depan Lampung Tengah siap mengirimkan alumni SKN 2 untuk kulia di Korea atau China. Secara bertahap kita akan meningkatkan kualitas SDM agar bisa bersaing di bursa kerja Asean,”katanya.