Lamteng Sumbang 52 Persen Penduduk Berbadan Pendek di Lampung

Bagikan/Suka/Tweet:

Supriyanto/Teraslampung.com

Bupati Lampung Tengah Ahman Pairin

GUNUNGSUGIH – Berdasarkan angka kelahiran, Lampung Tengah berpotensi menyumbang  52 persen penduduk berbadan pendek di Provinsi Lampung.  Hal itu terungkap pada rapat kordinasi bulanan pemkab setempat pada awal Mei lalu, sesuai pendataan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Lamteng terhadap bayi  dan balita, Jumat (16/5).

”Pendataan indikasi penduduk pendek itu atas perintah saya terhadap setiap balita di Lampung Tengah, dengan data tersebut kita akan melakukan langkah-langkah perbaikan pertumbuhan balita mulai dari kandungan,”ungkap Bupati Lampung Tengah A.Pairin, kemarin.

Menurut Bupati, sebetulnya kondisi ini sudah terjadi sejak lama, hanya sepertinya idealnya tinggi sesorang belum menjadi masalah serius dan mungkin masih dianggap hal yang wajar. Padahal, saat ini tinggi ideal sesorang sudah harus menjadi perhatian serius, karena termasuk dalam persoalan kesehatan seseorang.

“Untuk mengetahui sesorang itu bakal bertubuh pendek dapat diperoleh dari data perkembangan bayi. Bila hingga umur empat tahun tinggi badannya masih dibawah satu meter, maka berpotensi pertumbuhan  badannya tidak akan mencapai tinggi yang ideal,”ujarnya.

Pairin mengaku dirinya sengaja minta kepada Dinas Kesehatan untuk melakukan pendataan. Menurut Pairin ketika anak sudah mencapai umur lima tahun, kondisi ini masih bisa dibenahi untuk mencapai tinggi yang ideal.

”Diharapkan jangan sampai sudah masuk usia dewasa tinggi badan hanya mencapai 160 Cm atau kurang,  tentu sangat kecil kemungkinan bisa di tingkatkan. Dengan diketahui pertumbuhan sejak dini, kita bisa melakukan  upaya ideal setidaknya mencapai 165 Cm,”katanya.

Pairin mengatakan pendataan ini sangat penting sehingga mempermudah perbaikan pertumbuhan balita dari awal.

“Memang, dengan data yang kita peroleh saat ini akan mendapatkan banyak kritikan. Pemerintah daerah dinilai telah mengabaikan kepentingan rakyat, tapi tidak mengapa kita terima saja. Yang penting kita sudah ada usaha untuk memperbaiki pertumbuhan tinggi badan penduduk Lampung Tengah kepada yang lebih baik, yang selama ini belum menjadi perhatian serius,”katanya.

Sesorang itu pendek, ujar Pairin,  bisa saja disebabkan karena kurang gizi saat proses dalam kandungan hingga pertumbuhan bayi setelah lahir. Hal ini karena asupan makan yang belum memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin atau bayi. Penyebab lain, kata dia,  juga bisa dimungkinkan oleh  faktor genetik. ”Tubuh pendek karena faktor genetik masih bisa diusahakan perbaiannya dengan peningkatan asupan gizi sejak dini,” katanya.

Pairin mengatakan program ke depan yang harus dilakukan Pemkab Lampung Tengah adalah memberikan pemahaman kepada penduduk tentang pentingnya gizi balita.

“Setelah masyarakat  paham dengan sendirinya akan melakukan upaya dini agar anaknya kelak lahir dengan tinggi badan yang ideal,”katanya.