Sastra  

Lembaga Daulat Bangsa Terbitkan Antologi Puisi Anti-Terorisme

Bagikan/Suka/Tweet:

R. Usman, Isbedy Stiawan ZS/Teraslampung.com

Ilustrasi Terorisme

Jakarta—Persoalan terorisme di Tanah Air layaknya momok yang amat menakutkan bagi keberlangsungan berbangsa. Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah belum bisa menghapus praktik para teroris.

Menyikapi hal itu, Lembaga Daulat Bangsa akan menerbitkan antologi puisi bertema “Puisi Anti-Terorisme”. Untuk itu, lembaga ini mengundang para siswa, mahasiswa, penyair, dan masyarakat umum untuk mengikuti penerbitan buku antologi puisi tersebut.

Menurut penyair Bambang Widiatmoko, ketentuan untuk penerbitan antologi puisi “Puisi Anti-Terorisme” ini adalah peserta bebas menulis puisi dengan tema tersebut. Naskah puisi diketik dalam 1.5 spasi dengan Times New Roman, Font 12, panjang puisi maksimal 40 baris.

Pada lembar puisi, dilampiri biodata berbentuk narasi paling panjang 15 baris, kata Bambang melalui rilisnya. “Panitia menerima puisi, baik belum ataupun sudah dipublikasikan dalam bentuk apa pun,” katanya.

Setiap peserta, kata Bambang lagi, diperkenankan mengirim 2 sampai 5 judul puisi. “Naskah puisi diterima panitia paling lambat 30 Juni 2014, dan dikirim melalui pos elektronik/E-mail ke  soffametal@yahoo.com dan bwdwidi@yahoo.com.”

Kurator yang diketuai Bambang Widiatmoko akan memilih dan menentukan puisi yang layak dimuat dalam buku antologi puisi “Puisi Anti Terorisme”. Para peserta yang puisinya terpilih akan menerima 2 (dua) buku sebagai bukti pemuatan. “Selain itu akan diundang dalam acara peluncuran dan diskusi buku tersebut.”

Karena penerbitan buku ini dilakukan secara mandiri, pantia tidak menyediakan honorarium. “Kecuali 3 puisi terbaik akan memperoleh hadiah penghargaan,” ujar penyair yang baru saja meluncurkan buku puisi Jalan tak Berumah ini.