Lirik Narita
Kumasuki wajahmu. Sebuah ruang
tunggu
terkunci. Satu elevator dari pecahan mimpi,
tisu di toilet usia,
menara pemantau dari sayatan luka:
Bandara dari serpihan
tanda tanya. Cermin
matamu telah menyusun lekuk hidungku,
seuntai tanka pada maut
dan
permainan warnanya. Tak ada yang mesti
kauingat sepoi angin di teras rumahmu
kosong di layar batinku.
wajahku. Detik-detik berguguran
cahaya, juga metafora
api lilin yang membakarnya. Cermin
mataku. Satu ilusi telah sirna.
ruang tunggu itu kembali terbuka.
kaubatalkan jadwal terbangku,
telah kaupilih sunyi untuk menghantarku:
matamu.