TERASLAMPUNG.COM, Bekasi – Ma’had Daarut Tarbiyah Indonesia (Ma’had DTI) Bekasi jenjang pendidikan SMPIT-SMAIT sedang menyiapkan program kaderisasi dai berbasis Information Technology (IT).
Direktur Ma’had DTI, Ustaz Ali Farkhan Tsani, dalam siaran persnya, Kamis (2/8/2018), mengatakan era abad informasi saat ini perlu diimbangi dengan konten-konten dakwah oleh generasi muda melalui penguasaan Teknologi Informasi.
“Ma’had kami memiliki program utama yakni mencetak para penghafal Al-Quran dan sebagai dai internasional yang memiliki kompetensi penguasaan media massa dan media sosial, serta memiliki budaya literasi dan bekal kewartawanan,” kata ustaz yang pernah menjadi wartawan di LKBN Antara itu.
Di antara program-program penunjang dakwah para penghafal Al-Quran, antara lain santri-santri akan memiliki website bersama yang berisi karya-karya tulis siswa, baik itu artikel, feature, berita, foto, maupun video.
“Para santri juga akan mendapat pelatihan teknik berdakwah di radio dan televisi,” ujar lulusan Mu’assasah Al-Quds Ad-Dauly Shan’a Yaman tersebut.
Ma’had tidak melarang mutlak penggunaan media sosial, tetapi justru mengarahkan para santri untuk dapat menggunakan media sosial yang ada untuk kepentingan silaturahim, dakwah dan berbagai informasi.
“Pada pertemuan pertama penggunaan internet positif, kami arahkan anak-anak untuk memiliki jaringan media sosial yang mempunyai network internasional, misalnya bergabung dengan berbagai group komunitas pelajar di negara-negara Islam dan negara-negara maju. Tentu ini dengan bahasa Arab atau Inggris, yang menjadi bahasa dakwah di ma’had kami,” ujar Ali Farkhan yang pernah menjabat sebagai Kahumas Pesantren Al-Fatah Muhajirun, Natar, Lampung Selatan.
Para santri setelah enam tahun melalui pendidikan jenjang SMPIT dan SMAIT di Ma’had yang terletak di Jalan Lapangan Bekasi Tengah Nomor 3 Margahayu, Bekasi Timur itu, ditargetkan untuk dapat berdakwah ke mancanegara dengan bahasa internasional, baik secara langsung terjun ke lapangan maupun melalui dunia maya.
“Kami juga sedang merencanakan untuk memiliki perpustakaan online yang memungkinkan para santri mampu membaca berbagai literatur dalam berbagai bahasa,” ujarnya.
Pada kegiatan wajib ekstrakurikuler Jurnalistik Islam, para santri akan dibekali dengan teori dan praktik menulis berita, artikel dan feature, wawancara, penyiaran radio dan televisi, pengelolaan media sosial, pembuatan film video dakwah, kode etik jurnalistik, undang-undang pers dan informasi transaksi elektronik, serta wawasan perkembangan dunia Islam.
Para santri akan dibina oleh pembina jurnalistik dari wartawan, penulis, youtuber dan blogger yang sudah berpengalaman di bidangnya.
“Harapan kami, akan muncul para dai hafidz Quran yang menguasai teknologi informasi, yang akan kita kirim ke mancanegara melalui jalur beasiswa kuliah S1, S2 hingga S3, guna menyebarkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin,” imbuhnya.
Untuk menunjang program utama Tahfidz Quran, Ma’had DTI memberikan pelajaran pendukung seperti Bahasa Arab, Fiqih Ibadah, Aqidah-Akhlak, Tafsir Al-Quran, Syarah Al-Hadits, dan Sirah Nabawiyyah dalam bentuk pemutaran film.