Mahasiswa KKN Unila Kembangkan Wisata Bahari dan Pendidikan di Kelumbayan

Bagikan/Suka/Tweet:
Mahasiswa Unila yang sedang Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kelumbayan, Tanggamus, melakukan sosialisasi pentingnya pendidikan kepada para siswa SD. (Foto: Eltsyin Eko).

BANDARLAMPUNG, Teraslampung.com — KKN Tematik Unila 2015 yang berlangsung selama 40 hari telah memasuki separuh perjalanan. KKN 2015 periode Januari-Maret ini diikuti sekitar 2.000-an mahasiswa Unila yang disebar di 7 Kabupaten, di antaranya Tanggamus, Lampung tengah, Way Kanan, Mesuji, Pesisir Barat, Tulang Bawang, dan Tulang Bawang Barat.

KKN mahasiswa di  Tanggamus baru pertama kali dilaksanakan. Lokasinya di Kecamatan Kelumbayan, dengan tema “Wisata Bahari dan Pendidikan”.

Kecamatan Kelumbayan sendiri terbagi dalam 8 Pekon (Desa). Yaitu Pekon Negeri Kelumbayan, Susuk, Penyandingan, Unggak, Umbar, Napal, Paku, dan Kiluan Negeri. Salah satu pekon yang terluas adalah Pekon Negeri Kelumbayan dengan 6 pedukuhan. Selain itu Pekon Negeri Kelumbayan juga merupakan salah satu Pekon Tua yang ada di Tanggamus.

Diki Apriyadi mahasiswa KKN Unila dari Fakuktas Pertanian yang ditempatkan di Pekon Negeri Kelumbayan menuturkan, “Wisata Bahari dan Pendidikan” yang menjadi tema sangat pas untuk Pekon negeri.

Para siswa SD antusias mendengarkan materi dari mahasiswa KKN Unila. (Foto: Eltsyin Eko)

“Sebab Kelumbayan memang mempunyai alam yang indah, dengan pantai berkarang khas, sawah, sungai,bukit, dan air terjun. Semua itu sangat cocok untuk jadi objek wisata. Beberapa di antaranya terdapat di Pekon Negeri. Namun, semua itu  belum terekspos luas dan masih terkendala infrastruktur dan listrik,” katanya.

Menurut Diki, pendidikan di Kelumbayan terutama di Pekon Negeri sangat memprihatinkan. Fasilitasnya kurang layak, jumlah tenaga pengajarnya minim. Juga kurang buku ajar dan kesadaran orang tua terhadap pentingnya pendidikan minim.

“Di sini kadang  anak-anak usia sekolah malah dianjurkan orang tuanya melaut dan ke ladang ketimbang ke sekolah. Makanya, kami  sering sosialisasi ke sekolahan yang ada di Pekon negeri agar tetap membantu orang tua namun tidak meninggalkan sekolah,” kata Diki.

Selain itu, mahasiswa KKN Unila di Pekon Negeri Kelumbayan juga selalu rutin mengajar di SD seminggu sekali, dan membuka kelas malam berdurasi satu jam, setiap senin dan rabu malam.

“Kami  seminggu sekali mengajar di SD dan sosialisasikan pentingnya pendidikan untuk membangkitkan minat bersekolah mereka. Kelas malam juga kami buka seminggu dua kali. Alhamdulillah, mereka antusias. Balai pekon selalu dipenuhi anak-anak yang ingin ikut belajar,” katanya.

Bangunan SD sederhana dengan dinding kayu papan. (Foto: Eltsyin Eko).

Di Pekon Negeri sendiri hanya ada 3 buah SD untuk 6 pedukuhan. Sedangkan SMP dan SMA hanya ada satu di Kecamatan Kelumbayan.

Anak-anak SD di Pekon Negeri juga harus menghadapi tantangan perjalanan yang cukup jauh untuk mencapai sekolahnya, dengan jalan yang berbukit dan berbatu dan tanjakan-turunan curam dengan jurang di samping menjadi tantangan.

Diki mengaku, jalan seperti itu  tidak menyurutkan  semangatnya dan kawan-kawannya untuk melaksanakan program kerja KKN di bidang pendidikan, Ia dan kawan-kawan akan tetap melakukan kegiatan sosialisasi dan membantu mengajar di SD Pekon Negeri.

“Jalan yang ekstrim justru membuat saya dan kawan-kawan jadi semangat. Itu menjadi tantangan buat kami. Apalagi,  murid-murid yang kita ajar sangat antusias sekali. Selain program kerja bidang pendidikan, program kerja bidang wisata bahari juga diutamakan,” kata Diki.

Menurut Diki, nantinya potensi wisata kelumbayan terutama Pekon Negeri akan kita ekspos dengan bekerjasama dengan akun twitter @InfoLampung @KelilingLampung dan @LampungHeritage, kita juga akan memfokuskan Progja di bidang Pertanian karna disini mayoritas adalah petani.” kata Diki Apriyadi yang ditunjuk menjadi Kordinator Desa untuk Pekon Negeri.