Makin Bertambah Umur, Kurangi Porsi Makan dan Perbanyak Lauk Pauk

Bagikan/Suka/Tweet:

Handrawan Nadesul

KEKELIRUAN soal makan acap terjadi pada usia senior. Benar bahwa makin bertambah umur lebih menyehatkan apabila porsi makan, terutama karbohidratnya dikurangi. Makin tua sebaiknya makin sedikit porsinya. Namun lauk pauknya tetap. Mengapa?

Supaya tidak sampai kekurangan gizi. Sejak lahir sampai sepanjang hayat tubuh kita tetap membutuhkan sejumlah nutrient, macro maupun micro, untuk memberi makan sel. Hanya bila sel tubuh memperoleh makanan yang cukup dan lengkap, maka mesin tubuh akan selalu lancar berputar, dan sel tidak layu.

Tak cukup hanya kelengkapan lauk pauk, semakin bertambah umur, enzim tubuh kian berkurang, jumlah maupun jenisnya. Enzim sebagai katalisator supaya makanan bisa diolah untuk memecah mencerna apa yang kita konsumsi. Tanpa enzim percuma makanan tidak terpakai oleh tubuh. Maka perlu memperkaya menu harian dengan sumber makanan yang kaya akan enzim. Kacang-kacangan, biji-bijian, bebuahan, selain sayur mayur.

Semakin beraneka ragam,semakin saling melengkapi kecukupan enzim, terutama bila dikonsumsi segar. Enzim rusak oleh pemanasan. Lalapan mentah, seperti poh-pohan, tespong, kemangi, kecipir, randamidang, mangkok-mangkokan, dan semua sayur yang dimakan mentahan seperti untuk bahan salad, perlu diperbanyak. Yang Maha Kuasa memberi kita isi kepala untuk dimanfaatkan bagaimana kita terus berupaya demi kemaslahatan kesehatan. Hanya bila kesehatan diupayakan sampai puncaknya, kita bisa merentang umur lebih panjang.

Dr. Handrawan Nadesul adalah seorang dokter cum penyair