TANAH DATAR, Teraslampung.com – Putri Fadli Zon, Shafa Sabila Fadli (16), akan menyumbangkan suara emasnya dalam Konser Mini di Rumah Budaya, Aie Angek, Tanah Datar, Sumatra Barat, Sabtu (11/10), pukul 19.00, malam.
Sejumlah undangan yang terdiri dari kalangan seniman, budayawan, mahasiswa dan pecinta seni hadir meramaikan acara itu.
Di Rumah Budaya yang berada di pertemuan kaki dua gunung Marapi-Singgalang tersebut, Shafa Sabila Fadli memulai konser perdananya. Ia menyanyikan sejumlah lagu, di antaranya berjudul Gone too Soon dari Michael Jackson—Gone too Soon yang sama pernah ia nyanyikan pada konser mengenang wafatnya Maestro Biola Indonesia Idris Sardi di Rumah Kreatif Fadli Zon.
Putri sulung pasangan Fadli Zon dan Katharine Grace kelahiran Jakarta 19 Maret 1998 ini, telah hobi menyanyi sejak kecil. Ia pernah meraih juara 2 dalam Kompetisi Vokalis Terbaik se-Bekasi
(2011). Tak hanya itu, ia juga pernah mengikuti kompetisi Choir di Vienna, Austria (2012) dan mengikuti First Vietnam International Choir Festival and Competition, Hoi An, Vietnam, 16-20 Maret 2011.
Selain itu, ia menjadi finalis Singing Competition Tingkat Nasional 2010 yang diadakan oleh Sekolah Musik Purwacaraka, dan menjadi salah satu Leading Actress untuk pentas “Live in Motions” pada Juni 2012 yang diselenggarakan ANPS Drama Group.
Suara emas Shafa juga diperdengarkan kepada para peserta konferensi internasional mengenai human trafficking di Bali pada tahun 2013 dan pada pertemuan serta tatap muka dengan Miss Universe 2013 pada kunjungannya di Indonesia pada tahun yang sama.
Shafa juga aktif mengikuti show-show yang dilakukan oleh Purwacaraka dalam menyanyi, memainkan musik piano dan biola pada kurun waktu 2009 hingga sekarang. Ia pun pernah menjadi salah satu pemeran utama dalam pentas musikal “Les Miserables” yang diadakan oleh ANPS Drama Group pada 2011.
Bakat vokalnya semakin terasah ketika ia berkesempatan menimba ilmu dan pengalaman di Sekolah Talenta Stagedoor Manor di New York. Dari sekolah itu ia banyak belajar tentang teknik vokal, tari, musik dan drama. Sekolah nonformal bergengsi di Amerika itu, telah banyak melahirkan alumni aktor dan aktris hebat dunia, di antaranya Natalie Portman, Robert Downey Junior dan Lea Michelle.
Gadis yang hobi menyanyi, drama, melukis, memainkan alat musik piano dan biola bahkan bermain bola ini, sekarang sedang duduk di bangku kelas 2 SMA Tiara Bangsa Jakarta. Dia artis pendatang baru dalam blantika musik Indonesia. Salah satu single perdananya yang saat ini sedang hit, adalah “aku Menangis Lagi”.
Peluncuran Album “Dunia Kita”
Sementara itu, bersamaan dengan Konser Mini Shafa Sabila Fadli, pada kesempatan tersebut juga diluncurkan album perdana “Dunia Kita” yang merupakan video klip lagu anak-anak ciptaan Muhammad Jujur.
Muhammad Jujur adalah pencipta lagu dan seniman musik Padangpanjang yang telah menciptakan 300-an lagu anak-anak sejak tahun 1980-an. Berkat dedikasinya di dunia lagu anak-anak itu, pada 2012 ia diundang menjadi bintang tamu “Kick Andy” Metro TV.
Muhammad Jujur lahir Padangpanjang, 26 Januari 1961. Putra koreografer Minang Hoerijah Adam. Di Padangpanjang, bersama teman-temannya, ia membangun gerakan peduli lagu anak-anak lewat sanggar “Dunia Kita”.
Beberapa lagu ciptaannya telah beredar di tengah masyarakat Indonesia, di antaranya berjudul: Kembalikan Dunia Kami, Lagu-lagu TK Tema Juara Porseni Nasional, Senam Irama Ceria 2, Musik Cilik Musiknya Anak-anak, dan Dendang 12 Anak Minang.
Direktur Rumah Budaya Fadli Zon dan Aie Angek Cottage, Hj. Elvia Desita, mengatakan, sejak diresmikan pada 4 Juni 2011, Rumah Budaya telah banyak mengadakan kegiatan seni-budaya, baik konser musik, pameran lukisan, pemutaran film, pertunjukan seni, dan lainnya.
Selain itu, di Rumah Budaya juga terdapat setidaknya lebih dari 100 keris Minangkabau yang dikumpulkan dari berbagai daerah di
Sumatera Barat. Juga ada 700 lebih judul buku bersejarah yang bertemakan Minangkabau, dan barbagai koleksi peninggalan sejarah kuno, seperti Keris Luk Sembilan asal Pagaruyung yang dibuat pada abad 18, songket lama, serta sejumlah lukisan kuno,
termasuk fosil kerbau berusia dua juta tahun dan fosil-fosil kayu yang telah menjadi batu