Isbedy Stiawam ZS/Teraslampung.com
Malim Ghozali PK saat menerima Anugerah Utama Sastrawan Negara Perak Darul Ridzuan pada malam puncak Festival Puisi dan Lagu Rakyat (Pulara) 5, Sabtu (13/12/2014). |
PANGKOR–Malim Ghozali PK menerima Anugerah Utama Sastrawan Negara Perak Darul Ridzuan pada malam puncak Festival Puisi dan Lagu Rakyat (Pulara) 5, Sabtu malam (13/12/2014).
Pengukuhan sastrawan negara dilakukan oleh Menteri Besar Dato’ Seri Dr. Zambry Abdul Kadir disaksikan lebih seribu undangan di Arena Pangkor.
Malim Ghozali PK adalah nama pena Mohamed Ghozali Abdul Rashid, dilahirlan di Kampung Malim Nawar, Perak, 66 tahun silam.
Malim telah menerbitkan puluhan buku sastra–puisi, cerpen, karya lainnya–antaranya Ini Chow Kit Road, Sudilah Mampir, Hujan di Limun Pagi, dan baru diluncurkan sempana Pulara 5 ialah novel Luka Nering (2014).
Malim dikenal sebagai sastrawan pengembara. Semasa muda ia sudah bertualang hingga Amerika Latin, Nigeria, dan negara lain termasuk Indonesia.
“Saya bahkan pernahsinggah di Lampung selama seminggu. Itu tak sengaja karena kapal yang saya tumpangi, Pelni, berhenti tiba-tiba dan dibawa arus sampai Pelabuhan Panjang,” kenang Malim usai menerima Anugerah Utama di Village Pangkor dalam jamuan makan ikan laut (sea food).
Indonesia, bagi pelaksana Festival Pulara dan Festival Puisi Dunia ini, sering dilawat. Bahkan, menurut dia, pernah tinggal berbulan-bulan di Indonesia.
“Masa itu, bagi orang asing tidak seketat seperti sekarang,” ungkapnya.
Malim Ghozali PK |
Belakangan ini salah satu sastrawan terkuat Maysia penerima S.E.A Writer Award ini keluar masuk rumah sakit.
“Ya saya harus keluar masuk hospital karena penyakit yang ada di diri saya,” katanya lagi.
Dikatakan Malim, penyakit yang dideritanya tak menyurutkan aktivitas berkeseniannya.
“Karena kecintaan saya pada kesenian, penyakit pun kalah,” katanya yang ada dalam testimoni dan juga disampaikan pembawa acara dari TV 3 saat malam pnganugerahan.
Malim membenarkan, semasa diopname berhari-hari ia tetap menulis dan menulis. Meski keluarga acap melarang, Malim bersikeras agar ia dibawakan laptop selama di Rumah Sakit.
“Saya akan semakin sakit kalau tak menulis, kalau saya biarkan ide yang mengganggu saya itu,” tegas Malim.
Setelah menerima Anugerah Utama sebagai sastrawan keempat di Perak, teman-temannya berharap ia mendapatkan sastrawan negara Malaysia di kemudian hari.
“Kenapa tidak? Malim sampai hari ini masih berkarya, tak putus-putus,” ujar sastrawan senior Perak.
Malim menjelaskan hadiah Anugerah Utama Sastrawan Negara Perak, yakni tabungan 50.000 RM.
Selamat, Malim Ghozali PK!