Feaby|Teraslampung.com
Kotabumi–Mantan Pelaksana Tugas Kepala Dinas Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil (Admindukcapil) Lampung Utara, Tien Rostina Pra, mengklaim sejumlah program mereka tahun 2017 telah sesuai peruntukannya.
Sebelumnya, dilansir banyak media di Lampung Utara bahwa tiga program Admindukcapil berpotensi menimbulkan masalah. Penyebabnya, adanya ketidaksesuaian antara rencana dengan realisasi lapangan, dan nilainya terlalu fantastis.
Ketiga program itu, yakni penyelenggaraan promosi pembangunan, program sosialisasi peraturan daerah tentang kebijakan kependudukan dan catatan sipil dan program publikasi kebijakan administrasi kependudukan dan catatan sipil.
“Sama sekali tidak ada penyimpangan untuk ketiga program itu. Semua dilakukan sesuai dengan peruntukannya,” bantah Tien, Minggu (17/2/2019).
Untuk program pembangunan, menurut Tien, kegiatannya dilakukan pada dua tempat, yakni Lampung Fair dan Lampura Fair. Anggaran kegiatan lebih dari Rp100 juta itu di antaranya digunakan untuk mobil hias, transportasi, penginapan, dan makan – minum.
“Bahkan honorarium tim saja enggak ada dalam kegiatan itu dikarenakan keterbatasan anggaran,” jelasnya.
Tidak adanya honorarium kegiatan ini dikarenakan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset (BPKA) meminta mereka untuk mendahulukan biaya lain yang lebih penting dalam kegiatan itu. Semua ini untuk menyiasati ketersediaan anggaran yang kurang memadai.
“Dana untuk kegiatan itu tidak sepenuhnya cair karena keterbatasan anggaran. Pihak BPKA bilang nanti dulu (untuk honorarium tim)” kata dia.
Pernyataan Tien seputar tidak adanya honorarium tim untuk kegiatan itu sepertinya bertolak belakang dengan informasi yang didapat oleh Teraslampung.com dan wartawan lainnya. Berdasarkan informasi yang didapat ternyata dari anggaran yang telah dicairkan, alokasi belanja pegawai (honorarium PNS/honorarium panitia pelaksana kegiatan) termasuk anggaran yang telah dicairkan. Nilainya memang tidak banyak, yakni hanya belasan juta Rupiah saja.
Begitupun dengan kedua kegiatan lainnya, Tien mengatakan, pelaksanaan kegiatan – kegiatan itu telah sesuai dengan peruntukannya. Kendati demikian, nasib anggaran untuk kedua kegiatan itu sama dengan anggaran promosi pembangunan, yakni mengalami pengurangan.
“Meski anggarannya tidak terealisasi 100 persen, tapi kegiatan tersebut kami laksanakan semaksimal mungkin,” katanya.