Handrawan Nadesul
Kamis 17 September saya taping di MetroTV, diundang Manulife membaca masalah dan kondisi kesehatan masyarakat Indonesia. Satu hal yang paling bermasalah, karena sebagian besar masyarakat kita, lebih rentan jatuh sakit, bahkan berpotensi untuk tergolong kasus kedaruratan medik.Mengapa?
Oleh karena rata-rata masyarakat kita tidak selalu pergi berobat setiap kali jatuh sakit, karena dua alasan. Sebagian besar karena akses dan kemudahan untuk berobat belum sepenuhnya diterima kebanyakan masyarakat kita. Kedua, alasan pengabaian, kalau belum benar-benar ambruk, belum tentu mau pergi berobat, walaupun mampu.
Hal lain, mayoritas masyarakat kita belum tentu tahu seperti apa status kesehatannya. Jangankan tahu sampai masalah yang paling dalam, seperti sudah ada gangguan ginjal, atau ada masalah liver, sekadar tahu berapa tekanan darahnya pun sering-sering mereka tidak tahu, karena memang tidak pernah memeriksakan diri ke dokter.
Baru pergi berobat kalau sudah sakit berat, kalau bukan malah sudah tergolong sakit kritis. Pada keadaan demikian, biasanya penyakitnya sudah telanjur parah, sudah komplikasi, dan kasus demikian memerlukan pertolongan medik yang tidak sederhana lagi. Bukan jarang harus masuk ICU kalau bukan ICCU dengan biaya yang jauh lebih besar dengan catatan, itupun kalau masih tertolong. Tak sedikit yang telanjur tak bisa ditolong lagi.
Jadi sesungguhnya kebanyakan masyarakat kita berada dalam status yang rentan (vulnerable). Masyarakat yang kebanyakan tidak menyadari, kalau bukan malah tidak tahu, kalau dalam dirinya tengah bertumpuk penyakit yang sedang menggerogoti tubuhnyaTinggal menunggu waktu penyakitnya meledak sebagai komplikasi. Artinya semua organ tubuhnya sudah terkena, atau kita sebut multiorgan. Bukan hanya jantungnya, melainkan juga otaknya, paru-parunya, mungkin juga sudah mengenai ginjal dan livernya. Pada kondisi demikian biasanya sudah tidak tertolong, betapa pun pasien mampu membayar.
Sekali lagi menjadi sehat itu investasi, dan bukan ongkos. Pada satu titik keparahan tertentu, penyakit atau kerusakan organ tubuh, sudah tak mungkin bisa dipulihkan lagi, berapa pun uang harta dan kemampuan kita menebusnya. Terlambat karena kesehatan tidak diinvestasi. Berinvestasi kesehatan harus sejak usia muda, bahkan sejak masih dalam kandungan.
Artinya apa? Di negara yang masyarakatnya dilindungi oleh asuransi, bukan persoalan. Tidak dengan kita. Maka sudah waktunya sekarang asuransi diandalkan untuk memayungi masyarakat agar selalu bisa pergi berobat setiap kali jatuh sakit walau sedang tidak punya uang.