Medsos: Starbucks dan Line Di-Bully Habis-habisan Netizen karena Promosikan LGBT

Meme Starbucks (Ilustrasi)
Meme Starbucks (Ilustrasi)
Bagikan/Suka/Tweet:

Teraslampung.com — Pro dan kontra tentang aktivitas lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) makin meruncing dan terang-terangan. Pihak-pihak pendukung LGBT yang semula tersembunyi, kini makin terang-terangan menunjukkan dukungannya.

Ketika dukungan terhadap LGBT dilakukan pihak atau perusahan kelas ‘raksasa’ dengan member jutaan, maka aksi penolakan secara halus maupun kasar pun dilakukan publik.

Yang dilakukan media sosial LINE dan waralaba kafe  asal Amerika, Starbucks, misalnya. Keduanya langsung mendapatkan penolakan keras dalam bentuk kampanye meme maupun pernyataan langsung.

Salah satu kampanye via meme yang menjadi hits di dunia maya adalah yang dibuat oleh pemilik akun @AndySukmaLubis. Dalam memenya Andy mengutip pernyataan CEO Starbucks: “Siapa pun yang menolak pernikahan sesama jenis bisa minum kopi di tempat lain.”

Meme itu dalam sekejap tersebar puas di jejaring media sosial. Aneka tanggapan pun dilontarkan netizen. Pada umumnya netizen yang kemungkinan besar belum pernah ngopi di Starbucks itu tidak pusing jik mereka tidak ngopi di Starbucks.

Seorang netizen di Jakarta memberi komentar: “mending ngopi di tempat moci di jl. ende di samping PTT Priok.. ada gorengan, indomie dan teh poci tegal, ngopi dan moci bareng tukang ojek sepeda ama supir angkot.. makyuss hehehehe”


Agung Irfan menimpali dengan komentar sinis: “kayak kopinya enak aja… kopi encer gitu mana gw suka ngopi di starbucks…”.

Sedangkan Zakia Kiki Mamaqeella berkomentar: “Ngupi disitu kesannye gaul doang biar diblng keyeen n kekinian hahahahahhaha.  enakkan ngopi d rmh bisa sambil tengkurep.” 


Belum jelas apakah kampanye lewat meme itu sudah cukup memukul telak bisnis waralaba yang banyak memanfaatkan kopi asal Pulau Sumatera itu. Yang pasti, dengan adanya meme berisi sindiran itu,  publik menjadi tahu bahwa Starbucks, waralaba asal Seatle, Amerika Serikat, yang menjejakkan kaki bisnisnya di Indonesia sejak awal dekade 2000-an itu  pendukung LGBT.

Sementara itu. kampanye penolakan atau meninggalkan LINE secara tak langsung dimotori oleh dai kondaang Abdullah Gymnastiar (Aa Gym). Dalam akun Twitter-nya Aa Gym menulis: “Saya stop menggunakan LINE karena (LINE) teranag-terangan mempromosikan LGBGT. Ayoo…. pakai sosmed yang sehat saja.”

Bambang Satriaji/Dewi Ria Angela